Agustusan Tahun Ini, Konveksi Suci Bandung Sepi Pesanan Bendera Merah Putih

  
Agustusan Tahun Ini

BANDUNG, EDA WEB – Menjelang peringatan Republik Indonesia tahun ini, sejumlah pelaku usaha konveksi di kawasan Suci (Surapati-Cicaheum), Kota Bandung, Jawa Barat, mengaku tidak menerima pesanan pembuatan maupun pernak-pernik Agustusan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sebagian dari mereka hanya mendapat pesanan pakaian olahraga atau kaus berwarna merah putih.

Bahkan, ada pengusaha yang mengeluhkan sepinya pesanan yang makin terasa sejak pandemi Covid-19.

Rossi (55), pemilik Toko Rossi T-shirt, menyebut bahwa tahun ini tidak ada permintaan untuk pembuatan bendera, baik berukuran besar maupun kecil.

Baca juga:

Pelanggannya lebih banyak memesan pakaian bertema kemerdekaan untuk kegiatan seremonial.

“Dulu bendera kecil-kecil saya produksi. Sekarang mah jarang ada permintaan. Lebih ke seragam atau baju yang penting bisa digunakan,” katanya saat ditemui EDA WEB, Senin (4/8/2025).

Rossi menambahkan, jumlah pesanan yang diterima tahun ini menurun sekitar 20 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca juga:

Meski demikian, ia tetap bersyukur karena selama bulan masih ada permintaan sekitar 5.000 potong pakaian.

“Dapat 2.000 sama 700 pieces tapi untuk universitas yang ada di Lampung. Ada juga yang memesan 1.400 kaus olahraga. Satu bulan ini saya ada 5.000 kaus baju kemeja,” kata Rossi.

Ia menyebut, sebagian besar pesanan datang dari luar kota, bahkan hingga luar pulau dan luar negeri.

“Banyakan saya dari luar pulau atau luar kota. Pelanggan ada yang dari Papua, Kalimantan, dan Timor Leste. Paling mulai dari Rp 70.000 untuk baju kaus sama kemeja. Kalau oblongan Rp 55.000 bahan katun combed 30s,” tuturnya.

Baca juga:

Berbeda dengan Rossi, Redi (54), pemilik Toko Duta 129, justru mengaku sama sekali tidak mendapat pesanan untuk pernak-pernik Agustusan maupun kaus pada tahun ini.

Menurutnya, kondisi ini lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun saat itu pesanan juga sudah menurun tetapi masih ada permintaan dari luar daerah.

“Enggak ada sama sekali. Kalau dulu itu ya saya sering dapat orderan topi paskibra, bendera, sama atribut Agustus. Pada mengeluh tahun sekarang saja, tahun kemarin agak mendingan,” ucapnya.

Baca juga:

Redi mengenang suasana sebelum pandemi, ketika toko-toko konveksi di kawasan Suci ramai dengan berbagai pesanan menjelang .

Namun, kini kondisinya berbeda.

Ia menilai daya beli masyarakat yang menurun serta persaingan dengan e-commerce membuat banyak toko gulung tikar.

“Dulu sebelum Covid, Surapati teh rame pada sibuk. Toko-toko teh sibuk orderan. Ada yang belum buka toko sudah ada yang nungguin. Kalau sekarang sudah banyak yang tutup juga,” tutur Redi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas