Angela Gilsha Diusir Saat Dekati Area Tambang Nikel Raja Ampat, Kapalnya Diikuti sampai Penginapan

  
Angela Gilsha Diusir Saat Dekati Area Tambang Nikel Raja Ampat

EDA WEB – Artis peran mengalami momen menegangkan saat mengikuti ekspedisi lingkungan ke salah satu pulau di kawasan , Papua Barat Daya, yang diketahui berdekatan dengan area pertambangan nikel.

Pengalaman itu Angela Gilsha bagikan lewat video yang diunggah akun resmi Greenpeace Indonesia, Kamis (12/6/2025).

Baca juga:

Angela semula mengunjungi pulau dengan ekosistem laut yang indah, penuh dengan karang warna-warni dan ikan tropis.

“Rasanya seperti real ada di situ, pasir putih, coral-nya warna neon, ikan warna-warni rame banget,” ujar Angela Gilsha.

Namun suasana berubah drastis ketika rombongan berpindah ke pulau lain yang disebut Angela Gilsha sebagai “pulau di belakangnya”.

Baca juga:

Di sana, Angela Gilsha menyaksikan langsung area yang sudah dikeruk, dengan tanah terbuka dan alat-alat berat.

Menurut Angela Gilsha, kerusakan ekosistem terlihat jelas, terutama saat hujan deras membuat pasir dan lumpur turun ke laut dan mengeruhkan air di sekitar terumbu karang.

Ketika mendekati lokasi tambang, Angela Gilsha mengaku mendapat perlakuan intimidatif.

Baca juga:

“Ada security yang klaksonin mobil dari atas pulau, keras banget. Kita panik, padahal kan legal ya? Emangnya enggak boleh lihat?” kata Angela Gilsha.

Ketegangan berlanjut saat kapal rombongan Angela Gilsha diikuti oleh kapal lain, yang menurutnya terus membuntuti hingga mereka kembali ke penginapan.

“Kapal kecil banget ngikutin dari jauh dan enggak nyerah. Itu adalah momen paling deg-degan dalam hidup aku,” ungkap Angela.

Baca juga:

Kejadian ini menyoroti minimnya akses publik terhadap informasi dan pengawasan di kawasan yang disebut-sebut sebagai surga bawah laut dunia, namun kini mulai terancam oleh ekspansi industri tambang, khususnya nikel.

Hingga berita ini diturunkan, pihak perusahaan tambang dan aparat setempat belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Angela Gilsha tersebut.

Baca juga:

Diketahui, aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, tengah menjadi sorotan publik. Kawasan yang dikenal sebagai surga biodiversitas laut ini terancam oleh dampak lingkungan dari operasi tambang, terutama di Pulau Gag, Kawe, dan Manuran.

Dalam berbagai dokumentasi, terlihat alat-alat berat membabat hutan dan merusak lingkungan yang selama ini dikenal sebagai salah satu wisata alam terindah di dunia.

Baca juga:

Raja Ampat dikenal sebagai pusat segitiga terumbu karang dunia, rumah bagi lebih dari 1.400 spesies ikan dan 75 persen jenis karang yang ada di dunia. Kehilangan kekayaan hayati ini bukan hanya kerugian nasional, tapi juga global.

Dari data Kementerian ESDM, terdapat lima Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel di Raja Ampat.
Keberadaan tambang tersebut memicu kekhawatiran akan kerusakan ekosistem, terutama di kawasan pesisir dan laut.

Baca juga:

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut tambang itu legal dan memiliki izin, namun pemerintah tetap akan memanggil pemilik konsesi untuk dimintai pertanggungjawaban terkait dampak lingkungan.

Saat ini empat IUP sudah dicabut, namun IUP untuk PT Gag masih tetap berlaku.

Laporan media dan warga lokal menyebutkan bahwa kegiatan eksploitasi tambang telah menyebabkan sedimentasi berat yang mengganggu kehidupan biota laut dan merusak keindahan bawah laut Raja Ampat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas