
SEMARANG, EDA WEB – Pemerintah berencana mengevaluasi ke luar negeri yang selama ini berlangsung selama 2-3 tahun.
Menteri Pelindungan Indonesia (P2MI) menegaskan bahwa durasi program tersebut akan dipangkas menjadi maksimal enam bulan.
“Evaluasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan magang tetap menjadi ruang pembelajaran dan pelatihan bagi peserta, bukan pemerasan tenaga kerja terselubung dengan upah murah,” ujar Karding.
Baca juga:
Pernyataan tersebut disampaikan seusai peluncuran Migrant Center di Gedung Prof Sudarto Universitas Diponegoro (Undip) pada Kamis (26/6/2025).
Karding menjelaskan bahwa kebijakan magang perlu diatur kembali guna mencegah penyalahgunaan program yang dapat dimanfaatkan sebagai celah untuk praktik eksploitasi tenaga kerja.
Baca juga:
Ia mengecam penempatan peserta magang yang dibebani pekerjaan serupa dengan pekerja tetap, namun dengan gaji yang jauh lebih rendah dan tanpa kontrak yang jelas.
“Kerjanya sama, gajinya jauh, tidak ada kontrak. Nah, makanya magang ini harus kita atur, jangan sampai magang itu sama kaya bekerja 3 tahun, apa bedanya sama bekerja?” tegas Karding.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah melepas 1.200 siswa magang ke yang merupakan binaan Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) DPW III Jateng-DIY.
Baca juga:
Siswa-siswa tersebut telah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja di Jepang, termasuk melalui pembekalan bahasa dan budaya.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyatakan, “Perlu dilatih sama-sama, biar mampu untuk mengikuti kebutuhan-kebutuhan yang di Jepang,” saat pelepasan magang di MG Setos Semarang pada Jumat (9/5/2025).
Dengan adanya evaluasi ini, diharapkan program magang ke luar negeri dapat berjalan lebih efektif dan tidak merugikan para .
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas