
FORDOW, EDA WEB -Angkatan Udara (AS) diduga menggunakan bom penghancur bunker (bunker buster), yaitu GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP) untuk menyerang situs nuklir di Fordow, Sabtu (21/6/2025).
Meski demikian, Iran meremehkan kekuatan serangan AU Amerika dengan mengeklaim senjata yang dipakai hanya menimbulkan kerusakan dangkal.
Adapun GBU-57 adalah satu-satunya senjata di dunia yang dapat menembus situs nuklir Fordow—diyakini terletak ratusan meter di bawah permukaan tanah—dan hanya AS yang memilikinya.
Baca juga:
Dugaan penggunaan GBU-57
Presiden AS Donald Trump tidak mengungkapkan secara pasti jenis amunisi dalam serangan ke Iran, tetapi sejumlah analis menduga kuat, militer AS mengerahkan bom penghancur bunker GBU-57 seberat 13.600 kilogram atau 13,6 ton.
Bom tersebut dirancang untuk menembus hingga kedalaman 60 meter di bawah tanah sebelum meledak, berbeda dengan bom konvensional yang umumnya meledak di permukaan atau saat benturan.
Pengembangan senjata ini dimulai pada 2004, dan pada 2009 Boeing menerima kontrak untuk menyelesaikan integrasi bom tersebut dengan pesawat pembom strategis.
Dikutip dari kantor berita AFP, bom GBU-57 hanya bisa diluncurkan dari jet tempur B-2 Spirit, pesawat pembom siluman jarak jauh milik Angkatan Udara AS yang diawaki dua personel.
Menjelang serangan, beberapa media dan situs pelacakan penerbangan melaporkan pergerakan sejumlah B-2 dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri, AS.
B-2 mampu terbang hingga 9.600 kilometer tanpa pengisian bahan bakar, dan dirancang untuk menembus pertahanan udara paling ketat sekalipun.
Pesawat ini kali pertama diperkenalkan pada 1988 dan telah digunakan dalam sejumlah operasi militer besar, termasuk di Kosovo, Afghanistan, dan Irak.
Baca juga:
Target-target serangan AS di Iran
Serangan ini menandai eskalasi terbaru dalam ketegangan antara Washington dan Teheran, setelah upaya diplomatik Trump untuk mengganti kesepakatan nuklir Iran 2015 yang dibatalkannya pada 2018 tidak membuahkan hasil.
Sejak itu, Trump menyatakan dukungannya terhadap kampanye militer yang menyasar fasilitas nuklir dan tokoh-tokoh militer penting Iran, dimulai lebih dari sepekan lalu.
Menurut Trump, serangan AS kali ini ditujukan ke tiga lokasi nuklir strategis: Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Fordow, yang berada di bawah tanah di dekat kota suci Qom, dibangun sebagai fasilitas pengayaan uranium.
Lokasi ini mampu menampung sekitar 3.000 sentrifus, alat yang digunakan untuk memperkaya uranium, baik untuk keperluan sipil maupun militer.
Situs nuklir Fordow dilaporkan menjadi sasaran serangan dengan muatan penuh bom.
Berbeda dari Fordow, Natanz merupakan pusat utama program pengayaan uranium Iran. Di lokasi ini terdapat hampir 70 rangkaian sentrifus dalam dua fasilitas pengayaan.
Sementara itu, Isfahan menjadi lokasi fasilitas konversi uranium dan pabrik fabrikasi bahan bakar nuklir.
Baca juga:
Iran klaim bom AS hanya bikin rusak dangkal
Akan tetapi, pejabat Iran dan media pemerintah pada Minggu (22/6/2025) meremehkan tingkat kerusakan dari serangan Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah fasilitas nuklirnya, termasuk situs Fordow.
Sikap tersebut sangat kontras dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya mengeklaim bahwa serangan itu melenyapkan situs nuklir Fordow.
Anggota parlemen Iran, Manan Raeisi, yang mewakili wilayah Qom menyatakan, dampak serangan AS terbilang ringan dan tidak menyebabkan kerusakan besar.
“Berdasarkan informasi yang akurat, saya dapat menyatakan bahwa, bertentangan dengan klaim presiden Amerika Serikat yang tidak benar, instalasi nuklir Fordow tidak mengalami kerusakan serius,” ujar Raeisi, dikutip kantor berita Fars.
“Sebagian besar area yang terkena dampak berada di atas tanah dan sepenuhnya dapat dipulihkan,” lanjutnya. dikutip dari CNN.
Ia juga menambahkan, tidak ada radiasi nuklir yang terdeteksi dan seluruh komponen yang berpotensi membahayakan keselamatan publik telah dipindahkan sebelumnya.
Raeisi turut menegaskan, tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.
Koresponden Fars yang berada dekat lokasi Fordow menyebutkan, sistem pertahanan udara Iran sempat diaktifkan pada dini hari.
Sementara itu, saluran berita Pemerintah Iran, Press TV, melaporkan bahwa serangan hanya merusak bagian terowongan masuk dan keluar di situs Fordow.
Akan tetapi, klaim itu disampaikan tanpa disertai bukti visual atau teknis lebih lanjut.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas