Dedi Mulyadi: Saya Tidak Punya Cita-cita Jadi Gubernur Jakarta

  
Jawab Kritik Rombel Padat

BANDUNG, EDA WEB – Gubernur menegaskan dirinya tidak memiliki ambisi untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Ia mengatakan, fokus utamanya saat ini adalah menuntaskan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat Jawa Barat.

Hal tersebut disampaikan Dedi Mulyadi dalam Podcast Close The Door bersama , Senin (4/8/2025).

Pernyataan tersebut disampaikannya menanggapi pertanyaan banyaknya kritik yang diarahkan ke Dedi Mulyadi. Begitu dilihat yang mengkritik banyaknya orang Jakarta.

“Saya merasa aneh, saya ini Gubernur Jawa Barat, di kampung-kampung ngomongnya Sunda, tapi yang nyerangnya domisilinya Jakarta,” ujar Dedi.

“Kayaknya saya ini menarik, (padahal saya) enggak punya cita-cita jadi , saja, saya mencintai Jabar,” tambah Dedi.

Baca juga:

Kemudian Deddy bertanya beberapa kali jika suatu saat diberi kesempatan dan dipilih menjadi gubernur Jakarta seperti apa.

“Saya jadi gubernur Jabar. Nanti ya gimana nanti saja (menjadi gubernur Jakarta), setiap hidup kan selalu ada kemungkinan,” tutur dia.

Deddy lalu bertanya, apakah konten yang dibuat mantan Bupati Purwakarta ini untuk kendaraan politik.

“Loh, jangankan kendaraan politik, konten juga bisa jadi kendaraan bisnis,” ucap Dedi tertawa.

Baca juga:

Fokus pada Jawa Barat

Menurut Dedi, setiap pemimpin tentu ingin memberikan yang terbaik dalam hidupnya. Namun, ia menolak jika aktivitasnya di media sosial disebut sebagai strategi untuk mempersiapkan langkah politik di ibu kota.

Saat ini ia hanya akan fokus menyelesaikan problematika Jabar. Masalahnya, konten yang disajikannya ditonton se-Indonesia dan disukai banyak orang.

Dedi menyebut, konten yang ia hasilkan dibuat secara mandiri tanpa melibatkan Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Jawa Barat.

Baca juga:

“Kalau jujur-jujuran, saya tiap hari enggak pernah melibatkan Dinas Informasi Komunikasi,” ucap dia.

Sebenarnya, dilihat dari fungsi dan perannya, konten yang dia lahirkan sudah cukup untuk menyampaikan berbagai hal ke publik. Langkah media untuk mengambil kontennya sebagai berita, itu menjadi lebih bagus.

Kritik untuk Akademisi dan Media

Dalam kesempatan itu, Dedi juga menyinggung soal kritik yang datang dari akademisi dan media. Menurutnya, kritik seharusnya didasarkan pada riset, bukan asumsi.

Baca juga:

“Sepengetahuan saya, ada perbedaan antara akademisi dengan peramal. Akademisi itu bicara berdasarkan riset. Tapi saya lihat ada akademisi yang jadi politisi, jadi partisan,” tuturnya.

Dedi menambahkan, dirinya terbiasa menghadapi pemberitaan negatif dari sebagian media. Ia bahkan mengaku menikmatinya.

“Asyik juga ya hidup dijelekin orang,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas