
EDA WEB – Pernahkah kamu membayangkan jika Bumi diguyur selama dua juta tahun berturut-turut?
Fenomena alam yang disebut episode hujan Carnian atau Carnian Pluvial Episode (CPE) ini adalah salah satu peristiwa geologis yang sangat penting dalam sejarah planet kita.
Terjadi sekitar 233 juta tahun yang lalu, hujan ini tidak hanya merubah iklim Bumi, tetapi juga mengubah seluruh ekosistem yang ada, termasuk mempengaruhi evolusi .
Apa yang menyebabkan ini, dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan? Mari kita telaah lebih lanjut.
Baca juga:
Dilansir dari Live Science, episode hujan Carnian berlangsung antara satu hingga dua juta tahun pada periode Trias Akhir, sebelum masa dinosaurus. Sebelumnya, Bumi mengalami iklim yang kering dan lebih panas.
Namun, kondisi ini berubah drastis ketika hujan lebat terus-menerus turun di seluruh dunia.
Hal ini sangat luar biasa, karena Bumi diguyur hujan dalam periode yang sangat panjang, jauh lebih lama dibandingkan dengan musim hujan biasa di zaman modern.
Baca juga:
Fenomena ini dikenal dengan nama hujan terlama di Bumi, karena berlangsung jauh lebih lama dari fenomena hujan biasa yang kita alami.
?
Penyebab terjadinya episode hujan Carnian hingga kini masih menjadi topik penelitian.
Namun, para ilmuwan memperkirakan bahwa letusan vulkanik besar di area yang sekarang dikenal sebagai Provinsi Wrangellia, yang membentang di sepanjang pantai barat Kanada, memainkan peran utama.
Letusan besar yang terjadi selama periode Carnian melepaskan setidaknya 5.000 gigaton karbon ke atmosfer, yang jumlahnya ratusan kali lebih banyak dibandingkan emisi karbon global tahunan pada zaman sekarang.
Baca juga:
Karbon yang dilepaskan oleh letusan ini menyebabkan pemanasan global yang cepat, yang kemudian mengubah iklim menjadi jauh lebih lembap.
Gas rumah kaca yang dilepaskan juga memicu perubahan iklim ekstrem, yang mengarah pada hujan lebat yang terus-menerus turun.
Penelitian menyebutkan bahwa fenomena ini juga diikuti dengan hujan asam yang memperburuk kualitas air laut dan daratan.
Baca juga:
Perubahan geografi dan dampaknya terhadap cuaca
Selain letusan vulkanik, konfigurasi geografis Pangea, benua super yang menyatukan sebagian besar daratan Bumi pada masa itu, turut mendukung terjadinya musim hujan yang sangat panjang.
Pangea membuat udara lembap dari laut dapat bergerak ke daratan, mendingin, dan jatuh sebagai hujan.
Dilansir dari New Scientist, suhu laut yang sangat tinggi pada masa itu juga memperburuk siklus hujan, menciptakan curah hujan yang jauh lebih besar dari biasanya.
Profesor Paul Wignall, seorang ahli geologi dari Universitas Leeds, menggambarkan suhu laut saat itu seperti “sup panas”, yang membuat hujan lebat semakin sering dan intens.
Baca juga:
Dampak perubahan iklim terhadap kehidupan di bumi
Perubahan iklim yang drastis ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap kehidupan di Bumi.
Kondisi lautan yang semakin asam dan meningkatnya suhu global mengakibatkan punahnya banyak spesies, baik di darat maupun di laut.
Vegetasi pun banyak yang hancur, sementara kondisi laut yang mengasam menyebabkan anoksia, yaitu kekurangan oksigen di dalam air.
Baca juga:
Kondisi ini mengarah pada , yang mengubah peta ekologi Bumi secara keseluruhan.
Namun, di balik kepunahan massal ini, ada juga peluang baru bagi spesies lain untuk berkembang.
Salah satu dampak terbesar dari hujan panjang ini adalah evolusi dinosaurus. awal, yang sebelumnya merupakan kelompok reptil langka, mulai berevolusi menjadi kelompok yang jauh lebih beragam, mendominasi ekosistem daratan.
Baca juga:
Hubungan hujan carnian dengan evolusi dinosaurus
Dilansir dari Nature, salah satu dampak terbesar dari hujan Carnian adalah kemungkinan besar fenomena ini mempercepat evolusi dinosaurus.
Pada periode ini, kelompok dinosaurus yang awalnya terbatas menjadi lebih beragam, membuka jalan bagi munculnya Stegosaurus, Tyrannosaurus, dan banyak lagi spesies dinosaurus lainnya.
Dengan adanya badai hujan yang terus-menerus turun, banyak spesies yang punah dan digantikan oleh kehidupan baru yang lebih adaptif terhadap kondisi lembap dan basah.
Selain itu, meskipun hujan lebat dan asam yang diakibatkan letusan vulkanik menyebabkan banyak spesies laut punah, ini juga menciptakan peluang evolusi bagi flora dan fauna darat yang berkembang pesat setelah kepunahan massal tersebut.
Baca juga:
asam dan dampaknya terhadap kehidupan laut
Hujan asam yang dihasilkan oleh letusan vulkanik memiliki dampak besar terhadap ekosistem laut. Sebagian besar kehidupan laut punah akibat kondisi air laut yang semakin mengasam.
Lautan menjadi lebih asam, yang mengganggu keseimbangan ekosistem dan memusnahkan banyak spesies yang tidak mampu beradaptasi.
Proses ini juga mengubah komposisi kehidupan laut, mempengaruhi evolusi spesies yang dapat bertahan hidup di bawah kondisi yang ekstrem tersebut.
Baca juga:
Pembukaan jalan bagi kehidupan baru
Meskipun kepunahan massal terjadi selama hujan Carnian, peristiwa ini membuka jalan bagi kelompok hewan baru untuk berkembang dan mendominasi Bumi, terutama dinosaurus.
Evolusi dinosaurus yang sebelumnya terbatas menjadi lebih beragam, membuka jalan bagi dominasi mereka dalam ekosistem daratan selama jutaan tahun ke depan.
Kondisi basah dan lembap yang tercipta akibat hujan Carnian menciptakan lingkungan yang ideal untuk dinosaurus dan hewan lainnya untuk berkembang pesat.
Baca juga:
Fenomena hujan Carnian menunjukkan betapa besar pengaruh perubahan iklim terhadap kehidupan di Bumi.
Dengan hujan yang terus turun selama satu hingga dua juta tahun, Bumi diguyur hujan selama 2 juta tahun yang mengubah ekosistem secara dramatis.
Episode hujan Carnian bukan hanya sebuah perubahan cuaca, melainkan sebuah titik balik dalam sejarah geologi Bumi, yang membuka jalan bagi evolusi dan munculnya dinosaurus yang akhirnya mendominasi planet ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas