
TOKYO, EDA WEB – Menteri Pertanian Jepang, Taku Eto, resmi mengundurkan diri pada Rabu (21/5/2025) setelah ucapannya soal beras memicu kemarahan publik dan parlemen.
Pernyataan kontroversialnya ini memperburuk situasi politik Perdana Menteri Shigeru Ishiba yang kini menghadapi tekanan berat.
Eto mendapat kecaman setelah dalam sebuah acara penggalangan dana politik akhir pekan lalu, ia mengatakan bahwa dirinya “tidak pernah membeli beras” karena selalu menerima hadiah dari para pendukung.
Baca juga:
Pernyataan itu menuai kritik luas, terutama di tengah lonjakan harga beras di Jepang yang cukup signifikan akibat gagal panen dan meningkatnya permintaan dari sektor pariwisata.
“Saya menyampaikan pernyataan yang sangat tidak pantas di saat masyarakat sedang kesulitan akibat melonjaknya harga beras,” kata Eto kepada wartawan setelah menyerahkan surat pengunduran dirinya di kantor perdana menteri.
Dalam beberapa waktu terakhir, harga beras di Jepang dilaporkan telah melonjak dua kali lipat dibanding tahun lalu.
Masyarakat Jepang yang selama bertahun-tahun terbiasa dengan deflasi kini menghadapi tekanan dari inflasi serta rendahnya kenaikan upah riil.
Pemerintah sebelumnya telah mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan harga, seperti mengeluarkan cadangan darurat beras sejak Maret.
Namun, data terbaru menunjukkan harga kembali naik pada minggu yang berakhir 11 Mei, setelah sempat turun untuk pertama kalinya dalam 18 minggu.
Kondisi ini memaksa banyak konsumen dan pengecer beralih ke beras impor yang lebih murah.
Di tengah situasi tersebut, Eto justru mengeluarkan pernyataan yang dianggap tidak simpatik.
Partai oposisi pun menyerang Eto dan mengkritik Perdana Menteri Ishiba karena tidak segera mencopotnya.
Lima partai oposisi bahkan sempat merencanakan mosi tidak percaya terhadap Eto.
Baca juga:
“Saya bertanggung jawab penuh atas penunjukan Menteri Eto,” ujar Ishiba kepada wartawan.
Ia menambahkan bahwa pengganti Eto masih dalam proses pertimbangan.
Akan tetapi, media lokal termasuk NHK melaporkan bahwa mantan Menteri Lingkungan Hidup, Shinjiro Koizumi, kemungkinan besar akan ditunjuk sebagai pengganti Eto.
Di media sosial, kemarahan publik pun meluas. Banyak pengguna mengecam baik Eto maupun Ishiba, dan bahkan ada yang menyarankan sang perdana menteri untuk ikut mundur.
Dengan keputusan terbaru Eto tersebut, ia menjadi menteri pertama dalam kabinet Ishiba yang mengundurkan diri, di luar mereka yang kehilangan kursi dalam pemilu mendadak Oktober lalu.
“Pengunduran diri Menteri Eto sebenarnya sudah tidak bisa dihindari sejak komentar itu muncul,” kata Hiroshi Shiratori, pakar ilmu politik dari Universitas Hosei.
“Keputusan yang lambat dari Perdana Menteri Ishiba justru menunjukkan lemahnya kepemimpinan,” tambahnya.
Sementara itu, survei opini terbaru dari Kyodo News menunjukkan tingkat dukungan untuk Ishiba anjlok ke titik terendah, yakni 27,4 persen.
Hampir 90 persen responden menyatakan tidak puas dengan respons pemerintah terhadap kenaikan harga beras.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas