Greta Thunberg Ditangkap dan Dideportasi oleh Israel, Apa yang Terjadi?

  
Greta Thunberg Ditangkap dan Dideportasi oleh Israel

EDA WEB – Militer menahan kapal bantuan yang membawa aktivis asal Swedia di perairan internasional.

Penangkapan ini diketahui usai Freedom Flotilla Coalition (FFC) pro-Palestina menunjukkan kondisi para penumpang kapal Madleen.

“Jika Anda melihat video ini, berarti kami telah dicegat dan diculik di perairan internasional oleh pasukan pendudukan Israel atau pasukan yang mendukung Israel,” kata Thurnberg dalam video unggahan FFC, dikutip dari , Senin (9/6/2025).

Baca juga:

Menurut keterangan unggahan tersebut, video diambil sebelum kapal ditangkap oleh Israel.

“Saya mendesak semua teman, keluarga, dan rekan saya untuk menekan pemerintah Swedia agar segera membebaskan saya dan yang lainnya,” sambungnya.

Selain Greta, kapal bantuan berbendera Inggris itu membawa 12 penumpang yang tergabung dalam FFC. Mereka mencoba mengirim bantuan kemanusaiaan ke .

Baca juga:

Pihak Israel menyebut kapal itu sebagai “yacht selfie” dan mengunggah video selama penangkapan berlangsung melalui media sosial.

Ke mana dan apa tujuan kapal Madleen?

Dilansir dari , Selasa (10/6/2025), Kapal Madleen membawa 12 orang yang terdiri dari warga negara Brasil, Prancis, Jerman, Belanda, Spanyol, Swedia, dan Turki.

Kapal tersebut berangkat dari Italia pada Minggu (1/6/2025). Mereka bertujuan mengirimkan bantuan kemanusiaan dan meningkatkan kesedaran atas kelaparan di Gaza.

Baca juga:

Kemudian, kapal tersebut dicegat oleh militer Israel pada Senin (9/6/2025).

Tentara Israel menarik kapal itu ke pelabuhan kota Ashdod sebelum para penumpangnya dideportasi.

Untuk diketahui, Madleen membawa bantuan berupa makanan seperti beras dan susu formula bayi.

Kapal itu membawa bantuan “simbolis” ke Gaza untuk menentang blokade laut Israel.

Baca juga:

Mengapa kapal Greta Thunberg ditangkap?

Memberikan julukan “yacht selfie“, Israel menganggap tindakan Thunberg dkk sebagai aksi provokasi.

Sebelumnya pada Minggu (8/6/2025), Menteri Pertahanan Israel Israel Katz memperingatkan bahwa Tel Aviv akan menindak segala upaya untuk menembus blokade.

“Sementara Greta dan yang lainnya berusaha melakukan provokasi media yang tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan publisitas – dan yang hanya mencakup kurang dari satu truk bantuan,” kata Katz, dalam sebuah unggahan di X.

“Lebih dari 1.200 truk bantuan telah memasuki Gaza dari Israel dalam dua minggu terakhir, dan sebagai tambahan, Yayasan Kemanusiaan Gaza telah mendistribusikan hampir 11 juta makanan langsung ke warga sipil di Gaza,” terangnya.

Baca juga:

Menurut Katz, ada cara untuk mengirimkan bantuan ke Gaza tanpa harus melibatkan publisitas.

“Ada cara untuk mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza – tidak melibatkan swafoto Instagram,” sambung Katz.

Israel sendiri memberlakukan blokade untuk mencegah pengiriman senjata kepada para pejuang Hamas di Gaza.

Baca juga:

Sebagai respons dari ucapan Katz, FFC menilai blokade laut adalah tindakan ilegal. Pernyataan Menteri Pertahanan Israel juga dianggap sebagai bentuk ancaman dan menekan warga sipil secara tidak sah.

Apa tindakan Israel terhadap Greta Thunberg dkk?

Dilansir dari , Selasa (10/6/2025), Pemerintah Israel memerintahkan agar rombongan Greta Thunberg dipaksa menonton rekaman kekejaman serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Video itu akan diperlihatkan pada rombongan Greta setelah mereka tiba di pelabuhan Ashdod.

Baca juga:

“Saya telah menginstruksikan IDF untuk memutar video kekejaman pembantaian 7 Oktober saat mereka tiba di pelabuhan Ashdod,” ungkap Katz.

Selain menuduh Thunberg sebagai anti-Semit, Katz berpendapat bahwa mereka harus melihat siapa sebenarnya Hamas yang mereka bela.

Kemudian, rombongan Thunberg akan dibawa ke bandara Tel Aviv untuk dideportasi. Para aktivitis ini akan dikembalikan ke negara asal.

Apabila menolak deportasi, maka para penumpang akan dibawa ke pengadilan dan untuk menghadapi hukum setempat.

“Mereka yang menolak menandatangani dokumen deportasi dan meninggalkan Israel akan dibawa ke hadapan otoritas peradilan,” ujar Katz.

Baca juga:

Di sisi lain, FFC mengabarkan bahwa penumpang Madleen sedang “diproses dan dipindahkan ke dalam tahanan otoritas Israel” sebelum dideportasi.

Menurut FFC, para aktivis kemungkinan diizinkan terbang keluar dari Tel Aviv secepatnya pada Selasa malam.

Bagaimana respons dunia internasional?

Menanggapi penangkapan kapal Madleen oleh Israel, Prancis meminta agar warga negaranya dibebaskan.

Baca juga:

Kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron telah meminta otoritas Israel agar segera membebaskan warga negara Prancis yang ikut ditangkap.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Perancis dan Spanyol menyatakan telah meminta perlindungan konsuler bagi warga mereka yang berada di dalam kapal tersebut.

Tanggapan lain datang dari Presiden AS Donald Trump, yang membantah aksi Israel terhadap Madleen merupakan tindak penculikan.

Baca juga:

Ia bahkan mengulang pendapatnya tentang Thunberg pada tahun 2019 lalu, saat aktivis itu masih berusia 16 tahun.

“Menurut saya, Israel sudah cukup punya masalah tanpa harus menculik Greta Thunberg,” ujar Trump kepada wartawan Reuters.

“Dia itu orang muda yang marah… Saya rasa dia harus ikut kelas manajemen emosi,” imbuhnya.

(Sumber: EDA WEB/Inas Rifqia Lainufar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas