
EDA WEB – Hubungan antara Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47 dan CEO SpaceX serta Tesla, , kini memanas. Dua tokoh besar AS yang dulunya akrab dan saling mendukung ini, kini terlibat perseteruan terbuka di ruang publik.
Sebelum konflik ini mencuat, Musk dan Trump dikenal sebagai sekutu erat. Elon Musk bahkan dipercaya menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE) sejak Januari 2025.
Posisi ini diberikan langsung oleh Donald Trump sebagai bentuk penghargaan atas dukungan yang diberikannya selama kampanye pemilihan presiden AS 2024.
Baca juga:
Namun, pada 30 Mei 2025, Musk melepas jabatan tersebut. Meski saat itu Musk menyebut dirinya tetap menjadi “teman” dan “penasihat” pemerintah, hubungan baik itu tak bertahan lama.
Puncak ketegangan keduanya terjadi pada pekan lalu, setelah Musk melancarkan kritik tajam terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) “One Big Beautiful Bill” (BBB) yang diajukan Trump.
Melalui serangkaian unggahan di media sosial X pada 3 Juni 2025, Musk menyebut RUU BBB sebagai rancangan “menjijikkan” dan menyindir pendukung RUU tersebut sebagai pihak “tak tahu malu”.
Baca juga:
Trump merespons Musk. Pada 5 Juni 2025 di Oval Office, Trump mengaku kecewa berat dengan tindakan Musk, bahkan menyebut hubungan mereka kini “retak” dan sulit diperbaiki.
Tidak berhenti di situ, lewat Truth Social, Trump menyindir Musk sebagai sosok yang “gila” dan mengisyaratkan akan menghapus berbagai subsidi pemerintah untuk perusahaan-perusahaan Musk, seperti SpaceX dan Tesla.
Konflik berlanjut di media sosial. Musk melontarkan sindiran terhadap RUU BBB, menyebutnya “Slim Ugly Bill” untuk menyoroti pemborosan anggaran negara.
Baca juga:
Bahkan, Musk mengancam akan menghentikan misi SpaceX Dragon yang bertugas membawa pulang astronot NASA dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), meski ancaman ini akhirnya ia cabut.
Musk juga melontarkan isu lama dengan menyebut Trump terlibat dalam kasus yang berkaitan dengan Jeffrey Epstein, tuduhan yang langsung dibantah Gedung Putih. Pejabat Gedung Putih menyebut serangan Musk sebagai pengalihan isu karena RUU BBB tak menguntungkan bisnis Musk.
Perseteruan ini juga berdampak pada pasar saham. Sejak Musk mulai melontarkan kritik terhadap RUU BBB pada 3 Juni lalu, saham Tesla tercatat anjlok dari 342 dollar AS menjadi 295 dollar AS per lembar pada 6 Juni 2025.
Baca juga:
Trump disebut-sebut berencana menjual mobil Tesla yang dibelinya Maret lalu sebagai bentuk dukungan kepada Musk.
Di lingkaran dalam Gedung Putih, Trump bahkan disebut meragukan kondisi mental Musk, menuding bos Tesla ini mengonsumsi obat penenang ketamin. Dugaan ini sempat dibantah Musk lewat media sosial.
Di tengah panasnya konflik, ayah Elon Musk, Errol Musk, berharap pertikaian ini segera berakhir. Ia mengingatkan putranya bahwa Trump adalah Presiden AS yang dipilih mayoritas rakyat.
Namun, Trump menegaskan dalam wawancara dengan NBC News bahwa hubungannya dengan Musk telah berakhir dan ia tak berminat memperbaikinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas