
, EDA WEB – Tembakan senjata api dan serangan udara menewaskan setidaknya 60 warga Palestina di pada Rabu (11/6/2025). 25 di antara korban tewas adalah warga yang sedang menunggu .
Sebagian besar korban tewas sedang menunggu bantuan di dekat lokasi bantuan yang dioperasikan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebagaimana dilansir Gulf Times.
Pejabat medis di Rumah Sakit Shifa dan Al-Quds mengatakan, puluhan orang juga luka-luka saat mereka mendekati pusat distribusi makanan di dekat bekas pemukiman Yahudi Netzarim.
Baca juga:
Pada Rabu sore, pejabat kesehatan di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, bagian selatan Gaza, mengatakan setidaknya 14 orang tewas akibat tembakan Israel saat mereka mendekati lokasi lain GHF di Rafah.
Jumlah korban tewas akibat agresi Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 55.104 orang, menurut Qatar News Agency.
GHF sendiri mengakui tidak mengetahui insiden tersebut, namun menambahkan bahwa mereka bekerja dengan otoritas Israel untuk memastikan keamanan,
Dalam sebuah pernyataan, GHF mengatakan telah mendistribusikan 2,5 juta makanan pada Rabu, pengiriman harian terbesar sejak operasi distribusi oleh pihaknya dimulai.
Baca juga:
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan, sejak GFH menyalurkan bantuan, 163 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.000 terluka saat berusaha mendapatkan bantuan.
PBB mengecam pembunuhan tersebut dan menolak menyalurkan bantuan melalui GHF karena menggunakan kontraktor swasta dengan dukungan militer Israel.
Menurut PBB, metode distribusi tersebut melanggar norma kemanusiaan.
Di tempat lain di Gaza, kementerian kesehatan mengatakan setidaknya 11 orang lain tewas akibat tembakan dan serangan Israel di seluruh wilayah pesisir tersebut.
Baca juga:
Kampanye militer Israel telah menewaskan hampir 55.000 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil, menurut otoritas kesehatan di Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Selasa (10/6/2025) bahwa telah terjadi kemajuan signifikan dalam upaya untuk membebaskan sandera yang tersisa di Gaza.
Namun, dia menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk menaikkan harapan bahwa kesepakatan akan tercapai.
Dua sumber Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa mereka tidak mengetahui adanya terobosan dalam negosiasi.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas