Kerja 20 Jam per Hari, Pegawai Bank Sakit Gagal Pankreas lalu Dipecat

  
Pindah Bank

MILWAUKEE, EDA WEB – Tekanan kerja ekstrem di dunia keuangan kembali menjadi sorotan. Kali ini, sebuah bank investasi swasta di Milwaukee, Negara Bagian Wisconsin, Amerika Serikat (AS), dilaporkan memaksa pegawai juniornya bekerja hingga 110 jam per pekan.

Akibatnya, dua pegawai harus dirawat di rumah sakit, termasuk satu kasus yang dikaitkan dengan beban kerja berlebihan.

Mengutip laporan The Wall Street Journal, para analis muda di bank itu mengaku kerap bekerja 20 jam per hari. Mereka juga ditegur jika meninggalkan meja kerja setelah bekerja semalaman.

Keluhan ini awalnya mencuat dalam unggahan anonim di Wall Street Oasis, forum diskusi populer di kalangan profesional finansial.

“Sebagai analis dan rekanan, Anda diperlakukan seperti sampah,” tulis salah satu bankir dalam unggahan yang kini viral itu, dikutip dari New York Post pada Rabu (30/4/2025).

Ratusan komentar dari pengguna forum lainnya—diduga juga merupakan karyawan atau mantan karyawan bank tadi—mengamini pengalaman serupa.

Beberapa di antaranya mengaku pernah mengalami perlakuan kasar hingga kelelahan fisik akibat jam kerja berlebihan.

Sebanyak dua mantan pegawai di bank tersebut bahkan harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kelelahan ekstrem.

Salah satu dari mereka pernah mengadukan beban kerja berlebihan kepada HRD, tetapi tak mendapat tanggapan memadai.

Kasus lain bahkan lebih serius. Seorang analis dilaporkan mengalami gagal pankreas, yang oleh tim medis dikaitkan langsung dengan pola kerja 20 jam per hari.

Setelah menjalani perawatan dan kembali bekerja, ia dirawat lagi untuk kali kedua. Namun, tak lama kemudian, ia justru diberhentikan dari perusahaan dengan alasan produktivitas menurun.

Dalam satu insiden lain, seorang mantan analis menyebut dirinya dimarahi manajer karena meninggalkan istirahat lebih dari lima menit tanpa izin, padahal baru saja menyelesaikan dokumen transaksi sepanjang malam.

Menanggapi isu yang mencuat di Wall Street Oasis, pihak manajemen bank disebut langsung menggelar rapat umum dengan tim industri. Dalam pertemuan itu, bankir junior didorong untuk menyampaikan keluhan.

Akan tetapi menurut mantan karyawan, perubahan yang dijanjikan tak berjalan maksimal.

Mereka mengeklaim para pimpinan tetap melanggar batas jam kerja mingguan maksimal 80 jam yang ditetapkan perusahaan.

Salah satu titik balik terjadi tahun lalu saat para analis muda diundang ke acara makan malam pizza di Chicago.

Awalnya dianggap sebagai bentuk apresiasi, suasana pertemuan berubah ketika manajer meminta para pegawai meningkatkan performa, meskipun sudah bekerja dalam jam panjang.

Beberapa pegawai junior menerima kondisi ini sebagai hal “wajar” di dunia finansial, sedangkan para mantan pegawai lain banyak yang diam karena takut dianggap lemah atau dikritik oleh senior.

Hingga kini, pihak bank belum memberikan komentar resmi terkait laporan yang viral, maupun pergantian manajemen yang terjadi.

New York Post juga telah menghubungi pihak bank dan mantan pegawai untuk meminta keterangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas