
JAKARTA, EDA WEB – , Jakarta Timur, dahulu menjadi surga berbagai jenis mainan anak.
Dulu, pasar tradisional ini selalu ramai, terutama saat libur panjang sekolah atau libur Lebaran, ketika anak-anak punya lebih banyak waktu untuk bermain.
Namun, Pasar Gembrong kini tak sejaya dulu. Banyak kios yang tutup karena semakin hari pembeli kian sepi.
Baca juga:
Saat EDA WEB berkunjung pada Senin (23/6/2025) sekitar pukul 10.00 WIB, baru belasan kios yang buka. Kios-kios itu menjual berbagai mainan anak seperti mobil-mobilan, masak-masakan, bola plastik, kartu permainan, boneka, hingga jepit rambut.
Kios yang buka umumnya tak jauh dari pintu masuk atau keluar pasar. Sementara, di bagian dalam, banyak kios tutup.
Bahkan, saking banyaknya kios yang tutup di area dalam, lorong pasar gelap karena tak ada penerangan. Situasi ini menciptakan kesan suram.
Baca juga:
Di lantai dua, kondisinya tak jauh berbeda. Tampak beberapa kios menjajakan miniatur mobil dan motor mainan. Namun, lebih banyak kios yang tutup.
Beberapa pemilik kios terlihat menata dagangan sembari menunggu pembeli. Sementara, lainnya duduk sambil bermain ponsel karena tak ada pembeli yang datang.
Agus (57), salah satu pedagang mainan mengatakan, pengunjung Pasar Gembrong turun drastis sejak pandemi Covid-19. Kondisi itu terus berlanjut hingga kini.
Baca juga:
Bahkan, kata Agus, sebelum pandemi, kondisi pasar sudah sepi akibat direlokasi ke tempat yang sekarang.
Diketahui, pada 2018, pedagang Pasar Gembrong direlokasi karena lokasi mereka berdagang terimbas pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).
“Sejak Corona, lalu ditambah relokasi karena jalan Tol Becakayu, pendapatan menurun drastis. Akses ke sini juga lebih sulit. Dulu ramai di lokasi lama karena aksesnya gampang,” ujar Agus saat ditemui di Pasar Gembrong, Senin.
Baca juga:
Agus menyebut, pendapatannya di lokasi baru turun sekitar 70 persen dibandingkan saat masih berjualan di .
Saat ini, mayoritas pelanggan Agus adalah pedagang kecil yang membeli dagangannya untuk dijual kembali ke sekolah-sekolah.
“Hampir 70 persen langganan saya dari sana. Kalau sekolah libur, ya tamat kita, karena napas kita ada di sekolahan,” katanya.
Baca juga:
Agus mengaku prihatin dengan kondisi ini. Pasalnya, dahulu, pengunjung datang dari berbagai kalangan, mulai dari pedagang eceran hingga perseorangan.
“Jauh banget kalau dibandingkan dengan dulu. Apa saja bisa laku di sana (Pasar Gembrong lama), pengunjungnya datang dari mana-mana. Bahkan kelas artis pun dulu belanjanya ke situ,” tuturnya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Ifah (46), pedagang boneka. Dia menyebut, Pasar Gembrong kian sepi sejak direlokasi dan pandemi Covid-19.
“Sudah lama ini, dari seblum Corona sudah mulai agak sepi. Iya, pindahan dari sana, enggak semua ke sini (), menurun banget setelah pindah,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas