DENPASAR, EDA WEB – Penolakan kehadiran Organisasi Masyarakat (Ormas) luar di Bali semakin banyak mendapatkan dukungan usai sebelumnya Gubernur Bali juga ikut menolak.
Terbaru, Pasikian Pecalang Bali akan melakukan deklarasi di Lapangan Renon sebagai bentuk penolakan kehadiran ormas-ormas luar bali yang datang dengan agenda-agenda.
Bendesa Agung MDA (Majelis Desa Adat) Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menegaskan, setiap desa adat tidak membutuhkan dalam menjaga keamanan di Desa Adat.
Bahkan pasikian Pecalang Bali, Sabtu (17/5/2025) rencananya akan melaksanakan gelar agung di Lapangan Renon, Denpasar.
Acara ini untuk persamakan persepsi terkait dengan isu terhadap ormas yang kian berkembang.
“Kegiatan itu murni dari inisiatif pecalang. Mereka lapor ke saya dan tujuannya sangat bagus,” kata Ida Penglisir, Jumat (16/5/2025).
“Agar pesikian pecalang Bali ini satu persepsi dan satu sikap terkait keberadaan ormas ini. Khususnya adanya preman berkedok ormas ini,” ujar Ida Penglingsir.
Ia dengan tegas mengatakan, selama bertahun-tahun dan secara turun menurun, desa adat di Bali telah memiliki pecalang untuk menjaga keamanan di setiap kegiatan di desa adat di Bali.
Berkolaborasi dengan aparat dari kepolisian dan TNI, sehingga dianggap sudah sangat cukup untuk menjaga keamanan di Bali.
“Pecalang disamping sebagai satuanpengaman tradisional saat upacara keagamaan dan acara desa adat, juga sudah tergabung ke pengamanan terpadu berbasis desa adat (Sipandu beradat),” kata dia.
“Serta tergabung dalam Bakamda (Badan Keamanan Desa Adat) bersama kepolisian dan TNI. Ini yang bersama-bersama mengamankan Bali,” jelas Ida Penglingsir.
Sehingga dirinya sependapat, Bali tidak butuh preman berkedok ormas. Baik itu dari Bali maupun luar Bali.
“Bali tidak butuh pengamanan dari ormas-ormas, apalagi preman berkedok ormas,” kata dia
“Apalagi gubernur juga telah bersikap (menolak ormas preman),” tambah dia.
Sementra itu pihaknya mengaku sangat mendukung, adanya wacana insentif yang akan diberikan ke pecalang.
Selama ini pecalang bertugas, dengan semangat ngayah. Dengan adanya insentif, menjadi penghargaan bagi pecalang
“Kami sangat bersyukur kalau ada insentif ke para pecalang. Selama ini mereka semangat ngayah. Tanpa gaji tanpa honor, mereka selalu siap dan dibuktikan turun menurun ikut menjaga keamanan di Bali,” kata dia.
“Dengan insentif, tentu menjadi penghargaan ke mereka untuk lebih semangat lagi dalam menjaga keamanan desa adat,” ungkap dia.
Sementara Juru bicara Pasikian Pecalang Bali, Yudhi Pasek Kusuma mengatakan, pasikian pecalang Bali berkumpul di Lapangan Renon melakukan deklarasi pernyataan sikap menolak ormas yang berkedok menjaga keamanan Bali.
“Acara ini diselenggarakan untuk menindaklanjuti aspirasi dari pecalang-pecalang desa adat seluruh Bali, yang belakangan ini kompak menyuarakan penolakan atas ormas luar Bali yang berdalih untuk ikut mengamankan Bali,” ujar Yudhi Pasek Kusuma.
Poin-poin pada deklarasi nanti, pada intinya pecalang menolak kehadiran ormas yang berkedok menjaga keamanan, sehingga menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat Bali.
“Kami mendukung langkah Polri dan TNI dalam penyelenggaraan keamanan di Bali,” jelas Yudhi Pasek Kusuma.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul .
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas