
, EDA WEB – Proyek galian pembangunan jaringan pipa air bersih di Jalan , Selatan, menyebabkan jalan menyempit.
Hal ini juga memperparah kemacetan pada Senin (23/6/2025) pagi.
Proyek galian oleh Perumda Air Minum Jaya (PAM Jaya) di sisi kiri ruas jalan dari arah Tanjung Barat berada tepat di depan Aston Priority Simatupang Tower.
Baca juga:
Aktivitas itu berlangsung di atas bahu jalan dan hampir memakan separuh badan jalan.
Proyek ini dikerjakan pada jam kerja sehingga bersamaan dengan padatnya lalu lintas pagi hari.
Pantauan EDA WEB di lokasi, ada dua alat berat terparkir di pinggir jalan, sementara sejumlah pekerja sedang melakukan penggalian.
Baca juga:
Kondisi ini menyebabkan arus lalu lintas tersendat sejak flyover Tanjung Barat hingga menjelang simpang Ragunan.
Area proyek ditandai dengan pita kuning-hitam dan rambu peringatan bertuliskan “Hati-Hati, Sedang Ada Pekerjaan”.
Di sekitar lokasi, hanya tampak satu petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang tampak mengatur lalu lintas.
Baca juga:
Kemacetan paling parah terpantau di depan Gerbang Tol Lenteng Agung 2.
Kendaraan yang hendak masuk tol saling berebut jalur dengan arus dari arah Tanjung Barat sehingga menyebabkan antrean.
Sayangnya, kemacetan yang mengular ini tidak dibarengi dengan kehadiran petugas pengatur lalu lintas yang memadai.
Baca juga:
Sepanjang pengamatan EDA WEB, hanya terlihat satu petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang berjaga di dekat Gerbang Tol Lenteng Agung 2.
Petugas tersebut tampak berdiri seorang diri di tengah padatnya kendaraan sambil sesekali memberi isyarat tangan kepada pengemudi yang hendak masuk ke jalur tol.
Polisi lalu lintas baru terlihat di lampu merah Simpang Ragunan yang berada cukup jauh dari titik-titik kemacetan utama di ruas jalan TB Simatupang.
Dimas (35), pengendara sepeda motor asal Depok, Jawa Barat, mengaku bahwa ruas jalan TB Simatupang memang sering padat setiap pagi hari saat hari kerja.
Baca juga:
Namun, minimnya jumlah petugas membuat kemacetan parah terus terjadi karena tidak ada yang mengatur pertemuan arus kendaraan di titik-titik sempit.
“Iya, enggak ada yang ngatur. Biasanya kalau pagi ramai, tapi ini semua kendaraan saling potong jalan aja. Udah sempit, enggak dikasih jalan,” ujar Dimas.
Hal serupa diungkapkan Riki (29), pengendara sepeda motor asal Jagakarsa. Ia sempat berhenti lebih dari 15 menit di sekitar lokasi.
“Sudah semrawut banget. Harusnya ada polisi atau Dishub yang bantu, soalnya dari tadi saya enggak lihat,” kata Riki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas