Ramai Isu Putra Donald Trump Ditolak Harvard, Ibu Negara Buka Suara

  
Ramai Isu Putra Donald Trump Ditolak Harvard

WASHINGTON DC, EDA WEB — Ibu Negara Amerika Serikat (AS) Melania Trump membantah tegas rumor yang menyebut bahwa putranya, Barron, ditolak oleh Universitas Harvard, sehingga membuat Presiden Donald Trump “menyerang” kampus tersebut.

Rumor tersebut mencuat di media sosial dan memicu berbagai spekulasi publik, terutama setelah pemerintahan Trump secara tiba-tiba mencabut pendanaan hibah federal sebesar 2,65 miliar dollar AS (sekitar Rp 43 triliun) untuk Harvard.

Selain itu, Trump juga sempat mengeluarkan kebijakan larangan bagi mahasiswa asing untuk mendaftar di kampus tersebut—kebijakan yang akhirnya diblokir oleh pengadilan pada Jumat (30/5/2025).

Baca juga:

Menanggapi tudingan tersebut, Melania melalui juru bicaranya, Nick Clemens, menyampaikan klarifikasi yang menyatakan bahwa kabar soal Barron ditolak Harvard tidak benar.

“Barron tidak mendaftar ke Harvard, dan setiap pernyataan yang mengatakan dia, atau siapa pun atas namanya, telah mendaftar adalah sepenuhnya salah,” ujar Clemens kepada The Palm Beach Post, Selasa (27/5/2025).

Pilihan Barron: NYU, Bukan Harvard

Barron Trump, yang kini berusia 19 tahun, diketahui telah menamatkan pendidikan menengahnya di Oxbridge Academy, West Palm Beach, Florida, pada Mei 2024.

Donald Trump sendiri telah mengumumkan sejak September 2023 bahwa putranya akan melanjutkan studi bisnis di Stern School of Business, Universitas New York (NYU), dengan target kelulusan pada 2028.

Sebelumnya, Presiden ke-47 AS itu sempat menyebut bahwa Barron berencana masuk ke Wharton School, almamater Donald Trump di University of Pennsylvania. Namun, pilihan akhirnya jatuh ke NYU.

Meski begitu, spekulasi di media sosial tetap merebak. Salah satu pengguna platform X, Doug Wahl, bahkan menyebut bahwa penolakan Barron oleh Harvard menjadi pemicu kemarahan Trump.

“Sederhananya begini, Barron ditolak oleh Harvard, tetapi Malia diterima. MAGA membenci itu! Ini membuat darah rasis mereka mendidih! Itulah alasan kenapa pemerintahan Trump menyerang universitas itu—tidak lebih dari itu,” tulisnya.

Baca juga:

Hubungan buruk pemerintah-Harvard

Hubungan antara pemerintahan Trump dan Universitas Harvard semakin memburuk dalam beberapa pekan terakhir.

Pada Selasa lalu, Gedung Putih kembali mengumumkan pencabutan dana senilai sekitar 100 juta dollar AS (sekitar Rp 1,6 triliun) untuk Harvard.

Sebelumnya, universitas tersebut menyatakan akan menggugat kebijakan pemerintah karena dianggap melanggar Amandemen Pertama Konstitusi AS.

Hal ini dipicu oleh keputusan pemerintah untuk menghentikan program visa pelajar F-1, yang selama ini digunakan untuk pertukaran mahasiswa asing.

Ketegangan juga disebabkan oleh desakan Gedung Putih agar Harvard mengambil tindakan lebih keras terhadap kasus antisemitisme di lingkungan kampus—tuntutan yang ditolak oleh pihak universitas.

Dalam pernyataan resminya, Harvard menyatakan, “Universitas tidak akan menyerahkan independensinya atau melepaskan hak konstitusionalnya. Baik Harvard maupun universitas swasta mana pun tidak bisa membiarkan dirinya dikuasai oleh pemerintah federal.”

Meski sikap Harvard terhadap tekanan pemerintah terlihat tegas, kampus tersebut tetap menyatakan keterbukaan untuk berdialog mengenai kebijakan internal dan masa depan institusinya.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas