Ramai Pemasangan Chairlift di Candi Borobudur, Apa Bedanya dengan Eskalator?

  
Ramai Pemasangan Chairlift di Candi Borobudur

EDA WEB – Bukan eskalator atau lift, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menuturkan, alat bantu naik yang dipasang di Candi Borobudur di Jawa Tengah adalah chairlift.

“Kemudian ada lagi video yang mengatakan ada pemasangan eskalator, bahkan dikatakan eskavator. Ini adalah informasi yang keliru dan menyesatkan,” ujar Fadli Zon lewat keterangan resmi Kementerian Kebudayaan, Senin (26/5/2025).

Baca juga:

    Pernyataan tersebut ia sampaikan menyusul video viral yang diduga menampilkan pemasangan eskalator di Candi Borobudur. Video tersebut beredar di media sosial sejak Minggu (25/5/2025).

    Baca juga:

    Apa bedanya chairlift dengan eskalator dan lift?

    Fadli Zon menjelaskan, chairlift adalah alat bantu naik berupa kursi yang digerakkan secara khusus untuk mendukung aksesibilitas.

    Fungsi chairlift serupa dengan eskalator dan lift yakni sebagai alat bantu naik ini bagi pengunjung yang memiliki keterbatasan fisik atau penyandang disabilitas.

    Jika lift berbentuk kotak dan tertutup, sedangkan eskalator berbentuk tangga bergerak, chairlift tampak seperti kereta gantung terbuka.

    Baca juga:

      Perbedaan lainnya, umumnya, eskalator dapat menampung orang sekaligus dalam jumlah banyak, sedangkan chairlift tidak demikian.

      Berkaca dari chairlift di Tembok Besar China, alat ini hanya bisa diisi oleh maksimal dua orang dewasa, dikutip dari Travel China Guide.

      Penggunaan chairlift populer di tempat wisata, terutama yang berhubungan dengan ketinggian dan medan curam, seperti resor ski di pegunungan bersalju, seperti dikutip Cambridge Dictionary.

      Selanjutnya, Fadli Zon menuturkan, chairlift menggunakan jalur khusus. Untuk pemasangan chairlift di Candi Borobudur, jalur portable yang digunakan berasal dari kayu dan bantalan, sesuai dengan standar pelestarian.

      Mengapa chairlift dipasang ke Candi Borobudur?

      Pemasangan chairlift di Candi Borobudur bukan tanpa alasan. Kursi bergerak ini sengaja dipasang untuk memudahkan kunjungan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto bersama Presiden Perancis, Emmanuel Macron.

      “Bukan kayak kita kalau liburan ke Borobudur seharian di situ. Waktunya ketat, waktunya terbatas, sehingga juga disiapkan fasilitas untuk memudahkannya agar bisa menapaki setiap tingkat yang ada di Borobudur,” ujar Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi, dikutip dari , Senin (26/5/2025).

      Fadli Zon menambahkan, saat ini pemerintah sedang berupaya mengadakan chairlift di situs budaya untuk mendukung aksesibilitas.

      Alat bantu naik ini rencananya ditujukan bagi kelompok dengan keterbatasan fisik, penyandang disabilitas, dan tokoh agama seperti biksu senior yang memiliki keterbatasan dalam menjangkau bagian atas situs.

      Baca juga:

      Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

      Sumber : Kompas