
EDA WEB – Konsumsi seperti kambing dan sapi biasanya meningkat tajam saat .
Meski menjadi bagian dari tradisi tahunan, masyarakat perlu waspada terhadap dampak kesehatan yang bisa timbul jika dikonsumsi secara berlebihan. Salah satunya adalah peningkatan , terutama di saluran cerna.
Hal ini disampaikan oleh dr. Bramantya Wicaksana, Sp.PD, saat dihubungi pada Sabtu (31/5/2025).
Ia mengingatkan pentingnya mengatur porsi konsumsi daging agar tidak menimbulkan efek negatif jangka panjang.
Baca juga:
dari daging merah
Bramantya menjelaskan bahwa konsumsi daging merah dalam jumlah besar secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius.
“Pada umumnya jika mengonsumsi daging merah (seperti daging kambing/sapi) secara berlebihan, maka akan menyebabkan risiko , kanker. Itu yang banyak penelitiannya,” jelasnya.
Secara khusus, ia menyebutkan bahwa risiko kanker saluran cerna dan lambung menjadi sorotan utama dalam berbagai penelitian.
Meski demikian, konsumsi berlebihan juga bisa meningkatkan potensi keganasan lain di organ tubuh yang berbeda.
Baca juga:
Batasi konsumsi maksimal tiga kali seminggu
Untuk mencegah dampak buruk tersebut, ia menyarankan agar konsumsi daging merah dibatasi.
“Jika ditanya berapa batas yang direkomendasi? Dari beberapa literatur sekitar 3 porsi per minggu (350-500 gram). Sebaiknya tidak lebih,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa selain kandungan protein, daging merah mengandung lemak jenuh yang bisa berkontribusi terhadap peningkatan kolesterol.
Oleh karena itu, menjaga porsi menjadi langkah awal dalam mengurangi risiko penyakit jangka panjang.
Baca juga:
Pilihan pengolahan daging yang lebih aman
Cara memasak daging pun turut memengaruhi dampaknya terhadap kesehatan. Bramantya menyebutkan bahwa metode rebus lebih disarankan dibanding membakar atau memanggang.
“Rekomendasi pengolahan daging merah bisa dengan di-grill atau direbus, namun harus ingat bahwa ketika kita grill (bakar) maka risiko terbentuknya zat potensi kanker (karsinogenik) lebih tinggi,” katanya.
Zat karsinogenik dapat muncul jika proses pembakaran menyebabkan bagian luar daging menjadi gosong.
Oleh karena itu, pengolahan daging kurban sebaiknya mempertimbangkan risiko ini agar tidak menambah paparan senyawa berbahaya ke dalam tubuh.
Perayaan Idul Adha sebaiknya tetap disertai kesadaran untuk menjaga pola makan. Konsumsi daging kurban boleh dilakukan, namun perlu dibatasi dan diolah dengan cara yang aman.
Dengan demikian, risiko penyakit serius seperti kanker dan gangguan jantung bisa ditekan, sekaligus menjaga tubuh tetap sehat di momen penuh berkah ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas