
EDA WEB – Apa yang membedakan dari kebanyakan orang yang masih kesulitan secara finansial? Menurut pakar keuangan Sam Dogen, jawabannya bukan semata soal gaji besar, warisan keluarga, atau pendidikan elite.
Justru, perbedaan terbesar terletak pada dalam mengelola uang dan membangun aset.
Dilansir dari CNBC, Dogen, yang mencapai kebebasan finansial di usia 28 tahun dan dikenal sebagai pendiri situs Financial Samurai, mengungkapkan bahwa ada empat kebiasaan utama yang dimiliki para miliuner mandiri.
Baca juga:
Empat kebiasaan ini sering diabaikan oleh sekitar 93 persen warga Amerika Serikat (AS) dan kemungkinan besar oleh banyak orang di belahan dunia lain.
“Ini bukan soal keberuntungan. Siapa pun bisa jika konsisten menjalankan kebiasaan ini,” ujar Dogen.
Berikut empat kebiasaan utama yang dimiliki oleh orang kaya dalam membangun kekayaan:
1. Konsisten Menabung dan Berinvestasi
Salah satu kebiasaan orang kaya yang paling menonjol adalah kedisiplinan dalam menabung dan berinvestasi.
Mereka tidak menunggu waktu yang sempurna untuk masuk ke pasar modal. Saat pasar sedang lesu, mereka justru melihat peluang untuk membeli aset dengan harga lebih murah.
Baca juga:
Orang-orang kaya juga mengotomatiskan investasi untuk memastikan konsistensi.
“Setiap bulan, saya pastikan minimal 20 persen penghasilan langsung diinvestasikan. Seiring pendapatan bertambah, persentasenya pun saya tingkatkan,” ujar Dogen.
Sebaliknya, banyak orang justru terjebak rasa takut dan memilih menunda investasi. Sikap ini membuat mereka kehilangan momentum pertumbuhan kekayaan dalam jangka panjang.
2. Memiliki Banyak Sumber Penghasilan
lainnya adalah tidak bergantung pada satu sumber pendapatan. Mereka menyadari bahwa keamanan finansial tidak bisa hanya mengandalkan gaji bulanan.
Baca juga:
Rata-rata orang kaya memiliki beberapa aliran penghasilan, seperti:
- Dividen dari saham
- Pendapatan sewa dari properti
- Keuntungan dari bisnis sampingan
- Royalti dari kekayaan intelektual
- Capital gain dari investasi saham atau aset privat
- Bunga dari obligasi atau rekening berbunga tinggi
- Pendapatan dari kerja lepas atau konsultasi
Menurut Dogen, diversifikasi penghasilan ini menjadi jaring pengaman finansial. Jika salah satu sumber terhenti, sumber lain masih bisa menopang kebutuhan hidup.
“Para miliuner tidak hanya bekerja demi uang. Mereka membuat uang bekerja untuk mereka,” ujarnya.
3. Berpikir dengan Perspektif Opportunity Cost
terbiasa berpikir jangka panjang. Mereka selalu mempertimbangkan opportunity cost atau biaya peluang sebelum mengeluarkan uang.
Misalnya, membeli mobil baru senilai Rp 900 juta bisa jadi menggiurkan. Tapi orang kaya akan berpikir: “Jika uang ini saya investasikan, berapa nilainya dalam 10 tahun?”
Baca juga:
Dengan pola pikir ini, mereka lebih hati-hati dalam membelanjakan uang. Mereka tetap menikmati hidup, tapi hanya setelah kebutuhan investasi dan keuangan jangka panjang terpenuhi.
4. Percaya Diri Bahwa Mereka Pantas Kaya
Selain strategi keuangan, kebiasaan orang kaya yang tak kalah penting adalah pola pikir mereka. Orang-orang kaya percaya bahwa kekayaan bisa diciptakan dan dikendalikan melalui usaha, pengetahuan, dan ketekunan.
Mereka tidak menganggap kekayaan sebagai hak eksklusif segelintir orang. Mereka percaya bahwa kekayaan bisa diciptakan dan dikendalikan lewat tindakan nyata seperti berani mengambil risiko, belajar dari kegagalan, dan terus mencoba.
Baca juga:
Mereka tidak takut gagal. Jika investasi merugi, mereka belajar dan bangkit lagi. Mereka juga tak ragu meminta kenaikan gaji, membangun bisnis, atau mengambil risiko finansial yang telah diperhitungkan.
bukan hanya soal bekerja keras, tetapi juga bekerja cerdas. Kebiasaan-kebiasaan yang dijalankan para miliuner seperti disiplin investasi, diversifikasi penghasilan, berpikir jangka panjang, dan percaya pada diri sendiri—bisa ditiru siapa saja.
Yang terpenting, menurut Dogen, bukan seberapa cepat seseorang menjadi kaya, melainkan seberapa konsisten ia dalam membangun fondasi keuangannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas