
ARKANSAS, EDA WEB – Sejumlah orang tua murid terlibat baku hantam saat berada di gelarang wisuda Taman Kanak-kanak (TK) di Arkansas, Amerika Serikat.
Insiden ini terjadi di lorong Sekolah Dasar Faulk, West Memphis, pada Rabu (28/5/2025).
Dalam video yang diperoleh stasiun televisi lokal WREG, terlihat beberapa pria dan wanita saling melempar pukulan di hadapan para siswa yang ketakutan.
Baca juga:
Anak-anak bahkan terdengar menangis dan berteriak, “stop!” saat menyaksikan perkelahian yang terjadi di depan mata mereka.
Dua pria bertubuh besar sempat berusaha melerai para wanita yang bertikai.
Namun, upaya itu justru berubah menjadi adu jotos ketika keduanya ikut terlibat saling pukul.
Perkelahian baru berhasil dihentikan setelah sejumlah orangtua lain turun tangan untuk memisahkan para pelaku.
Meski tidak ada korban luka dilaporkan, kejadian tersebut memicu keprihatinan mendalam dari pihak sekolah dan warga sekitar. Hingga kini, motif pertikaian belum diungkapkan secara resmi.
Seorang warga West Memphis yang enggan disebutkan namanya menyampaikan kemarahannya atas insiden yang terjadi di acara anak-anak.
“Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi, apalagi di sekitar anak-anak. Ini acara kelulusan TK. Orang dewasa harus tahu diri. Semua yang terlibat perlu dimintai pertanggungjawaban,” ujarnya kepada media lokal.
Kepala Distrik Sekolah West Memphis, Eric Foister, turut mengecam keras insiden tersebut.
Ia menegaskan bahwa pihak sekolah akan bekerja sama penuh dengan kepolisian untuk menindak para pelaku.
“Kami memiliki sistem kamera sendiri, lengkap dengan suara. Jadi kami sudah mengumpulkan semua bukti. Ini komunitas kecil, jadi kami juga tahu siapa saja yang terlibat,” kata Foister dalam wawancara dengan Fox 13 Memphis.
Foister menambahkan, lima orang dewasa yang terlibat telah dilaporkan ke kepolisian dan dilarang menginjakkan kaki lagi di lingkungan sekolah.
Baca juga:
Ia menegaskan komitmennya untuk tidak menoleransi kekerasan dalam bentuk apa pun di lingkungan pendidikan.
“Keselamatan siswa, staf, dan semua yang ada di lingkungan sekolah adalah prioritas kami. Kami tidak akan mentoleransi perilaku siapa pun, baik orangtua, siswa, staf, atau pengunjung, yang mengganggu lingkungan belajar atau mengancam keselamatan,” tegasnya dalam pernyataan resmi distrik.
Foister juga mengkritik keras para orangtua atas tindakan yang dinilainya memberi contoh buruk bagi anak-anak.
“Jika Anda datang ke sekolah kami dan membahayakan keselamatan siswa serta staf, saya akan menuntut Anda dengan semua pasal yang bisa saya gunakan,” ujarnya tegas.
Namun, ia memastikan bahwa anak-anak dari orangtua yang terlibat tetap akan diberi hak untuk bersekolah.
“Saya tidak ingin menghukum anak-anak atas tindakan orangtuanya,” ujar Foister.
“Satu-satunya pengecualian adalah jika Anda orangtua, Anda tetap boleh mengantar dan menjemput anak Anda. Tapi selain itu, Anda dilarang memasuki sekolah,” pungkasnya.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas