ChatGPT Sekarang Paling Banyak Dipakai Buat Apa, Ini Datanya

  
ChatGPT Sekarang Paling Banyak Dipakai Buat Apa

EDA WEB – ChatGPT yang awalnya hadir sebagai alat bantu kerja kalangan profesional, kini telah menjelma menjadi semacam “Google baru” untuk siapa saja.

Di awal kehadirannya, chatbot AI bikinan OpenAI ini banyak diandalkan sebagai alat bantu para pengembang perangkat lunak atau profesional teknologi. Namun, dalam satu tahun terakhir, pola penggunaan chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) ini mulai berubah drastis.

ChatGPT kini makin akrab digunakan oleh masyarakat umum untuk membahas hal-hal yang jauh dari urusan teknis, seperti pajak, sejarah, hiburan, bahkan pendidikan.

Hal ini terungkap dalam berjudul “AI’s Everyday Evolution”, yang mengkaji tren penggunaan chatbot AI pada periode Maret-April 2025.

Baca juga:

Dalam laporan tersebut, terlihat bahwa jumlah prompt atau perintah pengguna ChatGPT yang berkaitan dengan pengembangan perangkat lunak (software development) mengalami penurunan cukup tajam.

Pada periode Maret hingga April 2024, topik software development menyumbang 44 persen dari seluruh prompt. Namun, setahun kemudian, angkanya turun ke 29 persen pada periode Maret-April 2025.

Sebaliknya, topik-topik yang lebih dekat dengan keseharian masyarakat umum justru mengalami lonjakan signifikan.

Misalnya, prompt terkait ekonomi, keuangan pribadi, dan pajak, naik 9 poin dari tahun lalu, menjadi 13 persen pada Maret-April 2025.

Sensor Tower mencatat, topik ekonomi, keuangan pribadi, dan pajak adalah kategori yang mengalami peningkatan paling besar dibandingkan lainnya.

Lonjakan ini mengindikasikan bahwa dalam setahun terakhir, semakin banyak pengguna yang mulai berkonsultasi dengan AI untuk memahami berbagai isu ekonomi seperti inflasi atau tarif perdagangan, mengambil keputusan soal keuangan pribadi seperti anggaran dan investasi, atau mengurus persoalan pajak seperti pelaporan dan perubahan status.

Baca juga:

Topik hiburan juga naik

Topik hiburan juga ikut naik dari 6 persen menjadi 8 persen. Sementara tema sejarah dan masyarakat naik dari 13 persen ke 15 persen. Bahkan, pendidikan dan akademik turut bertumbuh, meski tipis, dari 6 persen ke 7 .

Kenaikan tipis juga terlihat pada prompt dengan kategori hukum dan politik.

Perubahan ini menunjukkan bahwa adopsi ChatGPT tidak lagi terbatas pada kalangan early adopter atau profesional teknologi.

Seiring bertambahnya jumlah pengguna, variasi kebutuhan dan minat terhadap ChatGPT juga makin luas.

Saat ini, ChatGPT melampaui 500 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia, wajar jika topik yang dibahas pun makin beragam, sebagaimana dihimpun EDA WEBTekno dari Sensor Tower, Rabu (6/8/2025).

OpenAI sendiri baru-baru ini mengumumkan bahwa ChatGPT bersiap mencetak rekor baru, yakni 700 juta pengguna aktif mingguan.

Baca juga:

Hati-hati saat nge-prompt soal pajak

Dari sisi pengguna, tren ini menunjukkan bahwa interaksi dengan AI sudah mulai bersifat personal.

Banyak orang yang kini merasa nyaman berbicara dengan AI untuk memahami isu pajak pribadi, strategi investasi, atau bahkan sekadar mencari rekomendasi film untuk akhir pekan.

Namun, interaksi dengan ChatGPT yang sudah mulai bersifat lebih personal ini perlu diwaspadai oleh pengguna. Beberapa topik yang kini ramai dicari lewat ChatGPT sebenarnya masuk dalam daftar “pertanyaan berisiko”, sebagaimana dirangkum dari Cnet.

Salah satunya adalah soal perpajakan, terutama jika menyangkut aspek hukum atau data pribadi.

ChatGPT memang bisa menjelaskan konsep ekonomi atau perpajakan yang jelimet bagi sebagaian orang, dengan baik.

Baca juga:

Namun dengan kemampuannya tersebut bukan berarti membuat pengguna mengandalkan AI sepenuhnya untuk mengatur keuangan, termasuk perhitungan pajak.

Pasalnya, data pelatihan ChatGPT tidak selalu terbaru. Jadi, aturan pajak atau kenaikan tarif yang berlaku saat ini, mungkin belum tercakup.

Dampaknya, jawaban yang ia berikan bisa saja tidak akurat dan ketinggalan zaman. Bahkan bisa saja keliru, kadaluarsa, atau tidak sesuai konteks negara masing-masing.

Di sisi lain, meminta ChatGPT untuk mengatur keuangan dan memasukkan informasi sensitif seperti penghasilan, nomor jaminan sosial, atau rekening bank akan sangat berbahaya dan meningkatkan risiko kebocoran informasi pribadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas