Hari Buku Nasional: Sejarah Berdirinya Perpusnas RI

  
Hari Buku Nasional: Sejarah Berdirinya Perpusnas RI

EDA WEB – merupakan peringatan penting di Indonesia untuk meningkatkan minat baca dan kesadaran literasi nasional.

17 Mei. Selain jadi kesempatan untuk mengkampanyekan literasi nasional, tanggal tersebut juga dilatarbelakangi oleh momen bersejarah.

Tanggal 17 Mei bertepatan dengan pendirian Perpustakaan Nasional RI. Perpustakaan Nasional RI menjadi simbol dari usaha Indonesia menyediakan akses pengetahuan bagi masyarakat.

Saat ini, Perpusnas RI terletak di Jl. Medan Merdeka Sel. No.11, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta.

Lantas, bagaimana dan ?

Baca juga:

Awal gagasan Perpustakaan Nasional

Ide untuk memusatkan semua terbitan nasional maupun internasional sesungguhnya telah ada sejak Indonesia masih dijajah Belanda, tepatnya tahun 1913.

Langkah itu mulai direalisasikan saat perpustakaan di Museum Koninkljke Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (KBGKW) ditunjuk sebagai perpustakaan deposit yang menampung seluruh cetakan di Hindia Belanda.

Di masa kemerdekaan, gagasan pembentukan perpusnas masih diupayakan. Pada 1948, perpustakaan di Museum Nasional diakui sebagai pusat deposit terbitan PBB dan badan-badan di bawahnya, seperti WHO dan UNESCO.

Dua tahun berselang, Yayasan Hatta didirikan pada 1950 untuk merespon kebutuhan akan sistem perpustakaan nasional. Yayasan ini juga bertujuan membangun perpustakaan berwawasan nasional sekaligus universal.

Pemerintah mulai melibatkan diri setelah Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan penyelenggaraan perpustakaan rakyat pada 1953. Mereka juga menunjuk bagian yang mengatur pengorganisasian seluruh perpustakaan rakyat.

Baca juga:

Konferensi Perpustakaan dan pembentukan DPN

Pada 25-27 September 1954, Konferensi Perpustakaan seluruh Indonesia pertama diselenggarakan.

Konferensi ini menghasilkan beberapa keputusan penting, termasuk perlunya sistem nasional perpustakaan dan pendirian Dewan Perpustakaan Nasional (DPN). DPN lantas didirkan tahun 1955.

DPN bertugas merancang pembentukan Perpustakaan Nasional dan memasukkan konsep ini dalam Rancangan Undang-Undang Pembangunan Nasional Semesta Berencana.

Pada 1960, terbit TAP MPRS Nomor I dan II 1960. Keputusan itu menyatakan bahwa Perpustakaan Nasional akan didirikan di Jakarta.

Kendati begitu, rancangan pembetukannya baru disusun pada 1966 oleh pemerintah.

Baca juga:

Peresmian Perpustakaan Nasional

Salah satu tokoh penting dalam pendirian Perpustakaan Nasional adalah Mastini Hardjoprakoso, Kepala Perpustakaan Museum Pusat. Pada 1971, ia menulis kertas kerja berjudul “The Needed of a National Library in Indonesia”.

Kertas kerja itu kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “Pentingnya Perpustakaan Nasional Bagi Bangsa Indonesia” pada tahun 1973.

Tulisan Mastini jadi dasar rekomendasi pendirian perpustakaan nasional kepada pemerintah.

Sebelumnya, pemerintah mulai menunjukkan respon positif atas gagasan ini. Hal ini terbukti dengan kunjungan Ibu Tien Soeharto ke Perpustakaan Museum Pusat pada 1968.

Baca juga:

Lalu, pada 1971, giliran Presiden Soeharto yang berkunjung dan memberikan dana untuk pengembangan perpustakaan.

Akhirnya, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia diresmikan pada 17 Mei 1980. Melansir , hal ini tertuang dalam keputusan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0164/0/1980.

Tanggal pendirian Perpusnas RI ini lantas menjadi tanggal peringatan Hari Buku Nasional, atau kerap disebut juga di Indonesia. Tahun ini, bertepatan dengan hari Sabtu, 17 Mei.

Refrensi:

  • Sri Wahyuningsi. (2009). “Perkembangan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (1989-2001)”. Skripsi. Universitas Negeri Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas