Kalimantan Tengah Siaga Hadapi Kemarau dan Karhutla, 4 Wilayah Jadi Fokus Pengawasan

  
Kalimantan Tengah Siaga Hadapi Kemarau dan Karhutla

PALANGKA RAYA, EDA WEB – Provinsi (Kalteng) bersiap memasuki yang diperkirakan akan berlangsung pada Juni-Juli 2025.

Saat ini, Kalteng masih berada dalam fase peralihan musim.

Pemerintah daerah mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana () yang kerap terjadi setiap tahun saat musim kemarau.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalteng, Inspektur Jenderal Polisi Iwan Kurniawan, mengungkapkan bahwa Kalteng merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan tingkat kerawanan karhutla yang tinggi.

“Setiap musim kemarau, ancaman karhutla selalu menjadi tantangan serius yang berdampak luas, tidak hanya terhadap lingkungan, tetapi juga terhadap kesehatan masyarakat, perekonomian, dan aktivitas sosial,” ujar Iwan saat memberikan amanat dalam apel gelar pasukan menghadapi karhutla di Markas Polda Kalteng, Palangka Raya, Jumat (16/5/2025).

Iwan merinci data dalam tiga tahun terakhir.

Data karhutla tiga tahun terakhir

Meskipun pada 2022, intensitas bencana karhutla relatif kecil, tahun berikutnya menunjukkan peningkatan yang signifikan.

“Pada tahun 2022, luas karhutla relatif kecil, seperti di Palangka Raya yang tercatat sekitar 30,71 hektar. Namun, pada tahun 2023, terjadi peningkatan signifikan, dengan 8.506 hotspot, 1.811 kejadian karhutla, dan luas lahan terbakar mencapai 5.569,32 hektar,” jelasnya.

Wilayah yang paling terdampak meliputi Kotawaringin Timur, Seruyan, Kapuas, dan Palangka Raya, yang memiliki luasan lahan gambut cukup besar.

“Keempat daerah ini perlu meningkatkan kewaspadaan segera dalam menghadapi bencana karhutla,” imbuhnya.

Iwan juga mencatat bahwa 2024 menunjukkan penurunan yang cukup baik.

Hingga Oktober, terdapat 3.163 hotspot, menurun sebesar 59,38 persen dibandingkan tahun 2023.

Palangka Raya mencatat 99 kasus karhutla, sementara daerah dengan hotspot tertinggi adalah Katingan, Kapuas, dan Kotawaringin Timur.

Iwan meminta agar daerah-daerah yang rawan karhutla menyiapkan langkah-langkah preventif.

Langkah-langkah tersebut meliputi deteksi dini dengan pemantauan titik panas (hotspot) melalui satelit dan patroli lapangan, pemetaan wilayah rawan karhutla, serta penguatan sistem pelaporan cepat.

“Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat juga menjadi kunci, khususnya dalam mendorong perubahan perilaku dan mencegah pembukaan lahan dengan cara membakar,” tuturnya.

Lebih lanjut, Iwan meminta pemerintah daerah untuk melakukan penguatan sarana prasarana pemadaman, memanfaatkan teknologi seperti drone dan modifikasi cuaca, serta membangun embung dan menara pantau sebagai bagian dari strategi teknis.

“Penegakan hukum secara tegas terhadap pelaku pembakaran, baik perorangan maupun korporasi, juga menjadi langkah penting yang harus dijalankan secara konsisten,” tambahnya.

Iwan menekankan bahwa seluruh upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla perlu diperkuat dengan koordinasi melalui posko terpadu, pelatihan, dan simulasi rutin bagi personel gabungan.

Keterlibatan dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat juga dianggap penting sebagai mitra strategis dalam perlindungan lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas