Masuknya Islam ke Nusantara: Dakwah, Perdagangan, dan Kerajaan Islam

  
Masuknya Islam ke Nusantara: Dakwah

EDA WEB – Proses erat kaitannya dengan aktivitas perdagangan internasional di masa lalu.

Kepulauan Indonesia, yang dikenal sebagai produsen komoditas berharga seperti rempah-rempah, menjadi magnet bagi para pedagang dari berbagai wilayah, termasuk Arab, Persia, Gujarat, dan Cina.

Salah satu jalur perdagangan strategis, yaitu Selat Malaka, memainkan peran penting dalam memfasilitasi pertemuan ini.

Dari Selat Malaka, para pedagang melanjutkan perjalanan ke pelabuhan-pelabuhan utama Nusantara. Mulai dari Gresik, Jepara, hingga Ternate, yang merupakan pusat perdagangan rempah-rempah.

Baca juga:

Proses masuknya Islam ke Nusantara

Selain berniaga, para pedagang Muslim membawa nilai-nilai agama dan budaya Islam yang mulai diterima oleh masyarakat setempat.

Kendati waktu pasti kedatangan Islam belum sepenuhnya diketahui, bukti sejarah menunjukkan aktivitas pedagang Muslim di wilayah ini sejak abad ke-7 hingga ke-8 Masehi.

Salah satu indikasinya adalah keberadaan makam Tuhar Amisuri di Barus, Sumatera Utara, yang menunjukkan keberadaan komunitas Muslim pada awal abad ke-13 Masehi.

tak lepas pula dari peran pedagang. Setidaknya ada tiga kelompok pedagang yang punya peran dalam membawa agama Islam ke Nusantara.

Berikut ini adalah tiga kelompok pedagang yang punya andil membawa agama Islam ke Nusantara:

Pedagang Gujarat memiliki kontribusi dalam proses masuknya Islam di Nusantara. Berdasarkan catatan perjalanan Marco Polo pada tahun 1292 M, para pedagang Gujarat aktif memperkenalkan Islam di wilayah pesisir Sumatera. Keberadaan makam Sultan Malik al-Saleh, yang memiliki ciri khas gaya seni Gujarat, menjadi bukti kuat pengaruh mereka.

Peran Pedagang Persia

Pedagang Persia juga turut memperkenalkan Islam melalui pendekatan budaya. Salah satu buktinya adalah tradisi perayaan Muharram yang masih ditemukan di beberapa wilayah seperti Aceh dan Minangkabau.

Baca juga:

Tradisi ini mencerminkan pengaruh Persia melalui adanya upacara untuk memperingati wafatnya Imam Husain di Karbala. Selain itu, keberadaan huruf Pegon yang mengadaptasi aksara Arab dengan elemen lokal diyakini sebagai hasil pengaruh para pedagang Persia saat aktif berdakwah di Nusantara.

Pedagang Arab menjadi salah satu kelompok awal yang membawa Islam ke Nusantara. Berdasarkan pendapat Hamka, mazhab Syafi’i yang dianut oleh para raja Samudera Pasai menunjukkan hubungan erat dengan tradisi keislaman di Makkah dan Mesir.

Kapal dagang Arab mulai menjelajahi Asia Tenggara sejak awal abad Masehi dan menjadikan mereka sebagai salah satu pelopor dalam penyebaran Islam. Penggunaan gelar “al-Malik” oleh raja-raja Samudera Pasai memperkuat dugaan bahwa pengaruh Arab mendominasi proses Islamisasi di wilayah tersebut.

Baca juga:

Cara-cara Penyebaran Islam di Indonesia

Setelah Islam masuk ke Nusantara, agama ini lantas juga menyebar melalui beberapa cara. Berikut ini adalah cara-cara penyebaran Islam di Indonesia:

1. Perdagangan

Perdagangan menjadi pintu gerbang utama penyebaran Islam ke Nusantara. Sejak abad ke-7 M, pedagang Muslim dari Arab, Persia, dan Gujarat aktif di jalur perdagangan Nusantara, terutama di Selat Malaka.

Interaksi antara pedagang Muslim dan masyarakat lokal tidak hanya melibatkan transaksi barang, tetapi juga transfer nilai-nilai Islam. Para pedagang ini sering menetap di wilayah pesisir, membangun komunitas Muslim, dan memperkenalkan Islam secara damai.

Aktivitas perdagangan inilah yang menjadikan Islam berkembang pesat di pelabuhan-pelabuhan penting di Nusantara.

2. Perkawinan

Perkawinan antara pedagang Muslim dan penduduk lokal memainkan peran signifikan dalam memperkenalkan Islam. Dengan membentuk keluarga Muslim, para pendatang ini menyebarkan ajaran Islam ke lingkaran yang lebih luas.

Proses ini terlihat dalam kisah-kisah tokoh seperti Maulana Ishak yang menikahi putri Blambangan dan menghasilkan tokoh besar seperti Sunan Giri. Strategi ini dianggap efektif karena menciptakan generasi Muslim baru yang secara alami memperluas pengaruh Islam.

3. Pendidikan

Lembaga pendidikan seperti pondok pesantren menjadi pusat utama penyebaran Islam di Nusantara.

Pesantren-pesantren awal, seperti yang didirikan oleh Sunan Ampel di Surabaya dan Sunan Giri di Gresik, tidak hanya mendidik santri dalam ajaran Islam tetapi juga mempersiapkan mereka menjadi pendakwah.

Para ulama dan wali juga berperan sebagai guru dan penasihat di kerajaan-kerajaan sehingga mampu mempercepat penyebaran Islam ke berbagai wilayah.

Baca juga:

4. Kesenian

Islamisasi melalui seni budaya cenderung menggunakan pendekatan kreatif. Misalnya saja Sunan Kalijaga yang memanfaatkan wayang untuk menyampaikan pesan-pesan Islam, sementara Sunan Bonang menciptakan lagu-lagu religi seperti “Tombo Ati.”

Seni ukir, sastra, dan musik juga menjadi media untuk mengintegrasikan ajaran Islam dengan budaya lokal serta menciptakan harmoni yang diterima masyarakat luas.

5. Politik

Peranan politik dalam penyebaran Islam tampak jelas melalui konversi para raja. Ketika seorang raja memeluk Islam, rakyatnya cenderung mengikuti.

Sebagai contoh, Kesultanan Demak tidak hanya memperkuat Islam di daerah kekuasaannya, tetapi juga menyebarkan agama ke wilayah lain via jalur politik. Pengaruh politik ini memperluas jangkauan Islam di Jawa.

6. Tasawuf

Tasawuf memberikan pendekatan spiritual yang mudah diterima oleh masyarakat Nusantara. Ajaran-ajaran tasawuf menekankan kesederhanaan dan hubungan langsung dengan Allah, namun sejalan dengan tradisi lokal.

Tokoh-tokoh tasawuf seperti Hamzah Fansuri dan Syekh Siti Jenar memainkan peran penting dalam mengenalkan dimensi mistis Islam yang memperkuat daya tariknya di Nusantara.

Refrensi:

  • Budi Sulistiono, (2005), “Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Nusantara”, makalah untuk Pembekalan (couching) Penelitian Sejarah Perkembangan agama dan Lektur Keagamaan yang diadakan Puslitbang Lektur Keagamaan (tahun anggaran 2005), Balitbang Depag, RI.
  • Mariana, M.Pd (penyusun). 2020. Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas X: Teori tentang Proses Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam ke Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas