Menuju Angkot Kota Bogor Bebas Pengamen

  
Pasang Stiker Dilarang Ngamen di Angkot

BOGOR, EDA WEB – Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Perhubungan (Dishub) bersama Organisasi Angkutan Darat (Organda) tengah menggalakkan kampanye untuk menciptakan angkutan kota (angkot) yang lebih nyaman dan aman bagi masyarakat.

Salah satu langkah awal yang diambil adalah pemasangan stiker bertuliskan “Dilarang Ngamen di Angkot” agar seluruh angkot di Kota Bogor bebas dari pengamen.

Pemasangan stiker tersebut dimulai di sejumlah titik padat penumpang, seperti di depan Pasar Gembrong Sukasari dan Alun-alun Kota Bogor, pada Selasa (5/8/2025).

Keluhan penumpang dan sopir angkot

Sekretaris Organda Kota Bogor, Jadi Indra Muljadi, mengatakan bahwa kampanye ini merupakan respons atas banyaknya keluhan masyarakat terkait keberadaan pengamen di dalam angkot.

“Kita banyak sekali terima keluhan, termasuk di media sosial. Makanya, salah satunya lewat pemasangan stiker larangan mengamen. Ini salah satu upaya kita,” ucap Jadi.

Baca juga:

Menurut dia, keresahan bukan hanya datang dari para penumpang, melainkan juga dari para sopir angkot yang terganggu dengan aktivitas para pengamen yang terkadang memaksa dan membuat suasana tidak nyaman.

“Apalagi untuk penumpang ibu-ibu dan anak-anak. Mereka suka takut kalau ada pengamen di angkot. Kalau enggak dikasih, kadang suka maksa,” kata dia.

Terlebih, pengamen yang bersikap memaksa bisa menimbulkan rasa tidak aman bagi penumpang dan memperburuk citra angkot sebagai moda transportasi publik yang murah dan terjangkau.

Baca juga:

“Mereka (penumpang) kan naik angkot juga pengen nyaman. Mereka naik angkot harus ngeluarin ongkos, kalau ada pengamen otomatis harus nyiapin uang lebih,” tuturnya.

Penumpang tak mau naik angkot kalau ada pengamen

Aning Sanjaya, sopir angkot trayek 02, mendukung penuh langkah Organda dan Dinas Perhubungan dalam upaya menertibkan pengamen di dalam kendaraan umum.

Menurut Aning, penumpang kerap merasa takut atau enggan naik angkot jika melihat ada pengamen di dalam.

“Kadang-kadang penumpang suka takut kalau ada yang ngamen di angkot. Enggak nyamanlah intinya,” kata Aning.

Baca juga:

Aning juga menyampaikan bahwa kehadiran pengamen bukan hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga berdampak langsung pada pendapatannya.

“Terutama ibu-ibu, ya. Kadang mereka enggak jadi naik angkot pas ngeliat ada yang ngamen di dalam. Kan, saya juga ikut rugi,” ucap dia.

Ia berharap, ke depan para pengamen bisa memahami bahwa tindakan mereka tidak selamanya diterima dengan baik oleh masyarakat, terlebih jika dilakukan di ruang publik seperti angkutan umum.

Baca juga:

“Harapannya sih supaya larangan ini bisa dimengerti sama pengamen. Kitanya sebagai sopir angkot sama penumpang juga jadi nyaman,” imbuhnya.

Targetkan Semua Angkot Terpasang Stiker

Sekretaris Organda menargetkan seluruh armada angkot di Kota Bogor akan dipasangi stiker larangan mengamen.

Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya pembenahan sektor transportasi angkot yang saat ini tengah menghadapi tantangan dari moda transportasi lain yang lebih modern dan berbasis aplikasi.

“Kita ini kan sebenarnya juga sedang berbenah. Karena situasi sekarang angkot sudah mulai sepi sebab harus bersaing dengan layanan transportasi lainnya,” kata Jadi.

Baca juga:

Nantinya, kata Jadi, upaya ini diharapkan bisa meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap angkot sebagai pilihan transportasi yang aman, nyaman, dan bebas dari gangguan.

“Dengan adanya larangan ngamen di angkot ini semoga dapat memberikan kenyamanan terhadap para penumpang sehingga para sopir bisa ikut merasakan manfaatnya,” pungkas dia.

(Reporter: Ramdhan Triyadi Bempah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas