
EDA WEB – Rapat raksasa di Lapangan Ikada merupakan salah satu peristiwa sejarah pasca kemerdekaan Indonesia.
Rapat raksasa ini berlangsung pada 19 September 1945. Adapun nama Ikada untuk lapangan ini merupakan akronim dari Ikatan Atletik Djakarta.
cikal bakal lokasi berdirinya Monumen Nasional atau Monas di Jakarta yang mulai dibangun pada 1961.
yang bergulir satu bulan pasca Indonesia merdeka ini berhasil mengumpulkan banyak massa. Lantas, siapa pada 19 September 1945 itu?
Baca juga:
Pelopor Pelaksanaan
yang mempertemukan para pemimpin perjuangan kemerdekaan dengan rakyatnya adalah .
Komite van Aksi terdiri dari tokoh-tokoh muda yang aktif dalam mendorong proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Mereka adalah Adam Malik, Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana, Pandu Kartawiguna, Armunanto, Maruto Nitimihardjo, dan Djohar Nur.
Baca juga:
Sebelumnya, tokoh-tokoh dalam Komite van Aksi pula yang memaksa Soekarno-Hatta untuk mempercepat proses kemerdekaan RI, tanpa menunggu intervensi Jepang yang baru saja menyerah pada Sekutu.
Kebutuhan untuk mengadakan rapat raksasa dengan menggalang banyak massa menjadi satu hal yang penting. Momen tersebut dapat dianggap sebagai pernyataan betapa Republik Indonesia telah lahir dan tak kurang memperoleh dukungan dari rakyat sendiri.
Selain itu, juga bisa menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan. Karena itu, peristiwa ini terhitung sebagai tonggak sejarah Indonesia di masa kemerdekaan.
Baca juga:
Jalannya Rapat Raksasa Ikada
Jalannya rapat raksasa Ikada bukan tanpa rintangan. Meski telah kalah di Perang Dunia II, tentara Jepang masih berjaga di Jakarta untuk mempertahankan status quo wilayah jajahan Hindia Belanda sampai Sekutu datang.
Apalagi, Jepang mengeluarkan larangan untuk berkumpul atau menggelar rapat besar. Pemerintah Indonesia juga semula tak menyetujui rapat tersebut karena dapat menyulut kemarahan pihak Jepang.
Namun demikian, sejak pagi tanggal 19 September 1945, rakyat Indonesia di Jakarta dan sekitarnya telah berkumpul di Lapangan Ikada. Jumlah massa yang berada di lapangan itu diperkirakan mencapai 300 ribu orang.
Baca juga:
Keadaan sedikit tegang karena pihak keamanan Jepang turut menjaga dan mengeliling Lapangan Ikada. Kendati begitu, rakyat masih berkumpul untuk menggelar rapat dan menanti-nanti kehadiran Presiden Soekarno.
Bersama wakilnya, Mohammad Hatta, Presiden Soekarno tiba di Lapangan Ikada sekitar pukul 15.00 WIB, dengan dikawal oleh para pemuda dan tokoh-tokoh pergerakan. Di podium, Presiden Soekarno hanya menyampaikan pidato singkat.
di Lapangan Ikada pada intinya sebagai berikut:
- Meminta dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah Republik Indonesia.
- Menuntut rakyat untuk mematuhi kebijakan – kebijakan pemerintah dengan disiplin.
- Memerintahkan rakyat untuk bubar meninggalkan lapangan dengan tenang.
Sampai Presiden Soekarno selesai menyampaikan pidato, keadaan tetap berlangsung tenang. Massa rakyat pun mengikuti perintah presiden untuk pulang dengan tertib saat rapat raksasa di Lapangan Ikada ini berakhir.
Refrensi:
- Irma Samrotul Fuadah. 2020. Modul Pembelajaran Sejarah SMA Kelas XI: Pemikiran dalam Piagam PBB dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Satriono Priyo Utomo, (2021), “Sejarah Gerakan Politik Pemuda di Jakarta Sekitar Proklamasi”, Estoria: Jurnal of Social Sciences and Humanities Universitas Indraprasta PGRI, 1(2).
- Moehkardi. 2019. Bunga Rampai Sejarah Indonesia: Dari Borobudur hingga Revolusi Nasional. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas