
EDA WEB – salah satu moda transportasi kota yang digunakan pada masa kolonial Hindia Belanda.
Jauh sebelum muncul kereta antar kawasan seperti KRL, favorit di kota-kota Indonesia, termasuk Jakarta.
Jakarta, yang saat itu masih bernama Batavia, dilintasi oleh trem dengan jalur-jalurnya yang melintangi jalanan kota.
Pasca Indonesia merdeka, pamor trem meredup di Jakarta. Hal ini tak lepas dari citra trem yang dianggap usang.
Baca juga:
Berikut sejak masa Hindia Belanda hingga Indonesia merdeka:
Kemunculan
di Jakarta (Batavia) telah diresmikan pada 10 April 1869. Saat itu, rangkaian trem masih ditarik oleh kuda.
Sejak 1882, trem uap mulai menggantikan peran kuda untuk menarik trem. Trem dioperasikan Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM), sebelum berganti nama Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij (NITM).
Rangkaian sepur trem di Jakarta memiliki lebar 1.188 mm. Adapun rute trem NITM melintasi Kota Intan hingga Kampung Melayu.
Trem itu berjalan dari stasiun trem di Kota Intan. Jalur trem itu melintasi dan stasiun Batavia BOS, Glodok, Harmoni, lalu belok melaui Rijswijk (sekarang Juanda), Pasar Baroe, hingga menjangkau stasiun trem di Kampung Melajo.
Baca juga:
Mulai 1899, trem listrik mulai menggantikan trem uap. Batavia Elektrische Tramweg Maatschappij (BETM) menjadi pihak yang mengoperasikan trem listrik. Pada 1909, jalur trem listrik telah mencapai 14 kilometer.
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 menandai pergantian kekuasaan di Jakarta. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda, termasuk perusahaan lalulintas yang membawahi operasional trem.
Hasil nasionalisasi itu adalah munculnya Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) pada 1957. Alhasil, operasional trem di Jakarta diambil alih oleh PPD.
Baca juga:
Akhir riwayat trem di Jakarta
Saat pecah revolusi fisik sejak 1945 hingga 1949, trem sejatinya menjadi sarana transportasi rakyat. Trem membantu menyebarkan pesan-pesan kemerdekaan yang digambar para pejuang di badan trem.
Akan tetapi, pada 1950-an, trem mulai dianggap tidak representatif dengan transportasi modern kota Jakarta. Bahkan, Presiden Soekarno juga memerintahkan penghapusan trem di Jakarta.
Rencana serupa diungkapkan oleh walikota Jakarta, Syamsurizal, pada 1951. Ia menyatakan, trem harus dilenyapkan dan diganti dengan moda transportasi bus yang mampu menjaga perhubungan di kota.
Baca juga:
Lantaran dianggap sebagai transportasi usang, keberadaan trem kian jarang pada akhir 1950-an. PPD mulai memenuhi kebutuhan transportasi publik dengan mendatangkan bus-bus impor dari Australia dan Hungaria.
Pada 1956, trem di Jakarta masih memiliki sekitar 40 unit armada. Jumlah itu berkurang menjadi separuhnya pada 1960, seiring dengan penonaktifan jalur-jalur trem di Jakarta.
Pada 1961, pemerintah menegaskan bahwa hanya akan mengoperasikan bus untuk transportasi Jakarta. Akhirnya, memasuki 1962, transportasi kota sejak zaman Belanda itu benar-benar telah lenyap di Jakarta.
Refrensi:
- Jumardi, dkk., (2020), “Perkembangan Transportasi Kereta Api di Jakarta”, PATTINGALLOANG: Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan, Vol. 7(1), 40-48.
- Mohammad Syauqi Hadzami, (2017), “Transportasi Trem di Batavia 1942-1962”, Skripsi, Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas