
EDA WEB – Di tengah derasnya gelombang semangat membenahi wajah , pengamat sepak bola turut menyampaikan pendapatnya.
Akmal Marhali menyampaikan hal tersebut sebagai salah satu narasumber dalam forum edukasi bertajuk “ Cerdas, Tim Berkualitas” di Hotel Ambhara Jakarta, Senin (4/8/2025).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program nasional RI bersama operator kompetisi yang diluncurkan beberapa waktu lalu, sekaligus implementasi Pasal 55 UU No. 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.
Baca juga:
Baginya, kegiatan ini lebih dari sekadar agenda resmi tetapi juga sebagai momen bersejarah yang dihadiri tokoh penting seperti Ketua Jakmania Diky Soemarno, Ketua Panpel Persija Ferry Indrasjarief, serta perwakilan dari Kemenpora, Kepolisian, hingga berbagai dinas di DKI Jakarta.
Selain itu, acara ini juga diharapkan menjadi titik awal rangkaian edukasi suporter sepak bola, penggerak utama roda industri olahraga.
Tonggak Peradaban Baru
Sebab tanpa mereka, event olahraga terutama sepak bola bisa kehilangan nilai jual dan atmosfernya. Karena itu, pengelolaan suporter secara positif dan strategis adalah investasi masa depan industri olahraga
“Acara ini menjadi tonggak penting dalam membangun peradaban baru sepak bola Indonesia,” kata pria yang biasa disapa Akmal itu kepada EDA WEB.
Baca juga:
Akmal tidak sekadar menyampaikan data atau analisis teknis tetapi menyisipkan nilai-nilai kemanusiaan, sesuatu yang sering terabaikan di tengah hiruk pikuk berlangsungnya sebuah pertandingan.
“Diharapkan kegiatan ini bisa jadi forum edukasi dan mediasi untuk bertukar pikiran dari arus bawah suporter sepak bola Indonesia menuju peradaban baru sepak bola nasional,” kata Akmal Marhali.
“Bahwa sepak bola adalah, bukan kuburan. Satu nyawa terlalu mahal untuk sepak bola. Mari kita ciptakan sepak bola masa depan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat (sepak bola) Indonesia!,” imbuhnya.
Baca juga:
Selanjutnya kegiatan ini juga menjadi ruang untuk menyuarakan aspirasi suporter secara langsung. Setelah Jakarta, forum edukasi suporter ini akan berlanjut ke kota-kota lain mulai dari Bandung, Makassar, Surabaya, hingga Ternate.
Sebuah perjalanan panjang untuk merajut kembali makna sejati menjadi suporter.
“Pendukung yang mencintai, bukan membenci; yang menyemangati, bukan menghakimi. Karena sepak bola seharusnya bukan tentang siapa yang menang, tapi bagaimana kita menang sebagai manusia,” pungkas kordinator Save Our Soccer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas