
EDA WEB – Julukan “The Sick Man of Europe” merupakan julukan yang melekat pada . Julukan ini berasal dari para pesaingnya di Eropa.
Turki Usmani dikenal sebagai kekaisaran yang pernah menjadi salah satu kekuatan besar dunia. Wilayah kekuasaannya membentang dari Eropa hingga Timur Tengah.
Akan tetapi, pada abad ke-19, istilah The Sick Man of Europe muncul sebagai julukan yang diberikan kepada Turki Usmani oleh Kaisar Nicholas I dari Rusia.
Julukan ini mencerminkan kondisi kemunduran politik, ekonomi, dan budaya yang melanda kekaisaran tersebut.
Baca juga:
Alasan mendapat
Sebelum era kemunduran, Turki Usmani mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Suleiman I (1520-1566).
Kekaisaran ini menguasai sebagian besar Eropa Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika Utara, serta menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan internasional.
Stabilitas politik dan ekonomi pada masa itu didukung oleh pemerintahan yang kuat dan sistem administrasi yang efisien.
Kematian Sultan Suleiman I menjadi titik balik kekaisaran Turki Usmani. Pasalnya, penggantinya tidak mampu mempertahankan stabilitas, sedangkan korupsi mulai merajalela di kalangan pejabat pemerintahan.
Baca juga:
Gaya hidup mewah para bangsawan semakin memperparah kondisi internal. Ditambah lagi, kekuasaan Ottoman mendapat tantangan dari pemberontakan di Semenanjung Balkan. Hal ini menyebabkan banyak daerah melepaskan diri dari kekaisaran.
Istilah The Sick Man of Europe mencerminkan realitas kekaisaran Ottoman yang lambat laun kehilangan kekuatannya. Kekalahan dalam perang melawan Rusia pada abad ke-18 semakin memperburuk kondisi ekonomi dan politik.
Pada era Sultan Abdul Hamid II tahun 1876, Ottoman mencoba melakukan reformasi untuk mengatasi krisis. Namun, langkah-langkah ini tidak cukup efektif untuk mengembalikan kejayaan kekaisaran.
Selain menghadapi tekanan internal, Ottoman juga berhadapan dengan kekuatan luar yang memanfaatkan kelemahan ini untuk memperluas pengaruhnya.
Di tengah situasi yang semakin memburuk, gerakan pembaruan mulai muncul. Salah satu yang paling berpengaruh adalah Gerakan Turki Muda pimpinan Mustafa Kemal Ataturk.
Baca juga:
Penyebab
Turki Usmani, yang pernah menjadi kekuatan besar dunia, akhirnya mengalami keruntuhan akibat berbagai faktor yang saling berkaitan. Berikut ini adalah beberapa :
1. Kelemahan dalam sistem birokrasi
Sistem birokrasi Turki Usmani menghadapi berbagai masalah internal yang membuatnya rentan terhadap tekanan eksternal.
Para sultan di era akhir kekaisaran cenderung kurang kompeten dalam menjalankan pemerintahan. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di lingkungan istana daripada terlibat aktif dalam pengelolaan negara.
Akibatnya, kekuasaan pemerintahan sebagian besar dialihkan kepada pejabat tinggi, seperti perdana menteri, meski mereka kerap terlibat praktik korupsi dan kolusi politik.
Persaingan antarkelompok elite memperburuk situasi dan menciptakan aliansi yang hanya mementingkan keuntungan pribadi. Gerakan pemberontakan oleh pasukan Janissari, yang dulunya menjadi tulang punggung militer Ottoman, semakin melemahkan struktur birokrasi kekaisaran.
Baca juga:
2. Kemerosotan sosial ekonomi
Perekonomian Turki Usmani mulai goyah akibat ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola kebutuhan domestik, sementara negara-negara Eropa justru mengalami kemajuan pesat.
Ketidakseimbangan ini menyebabkan kesenjangan ekonomi yang signifikan di antara rakyat.
Di sisi lain, perdagangan internasional yang dulu menjadi sumber kekayaan Ottoman mulai dikuasai oleh bangsa Eropa.
Ketergantungan pada ekonomi agraris dan sentralisasi kekuasaan di tangan pejabat lokal mengakibatkan semakin meluasnya ketidakstabilan ekonomi.
Baca juga:
3. Munculnya kekuatan Eropa
Persaingan dengan negara-negara Eropa menjadi faktor eksternal yang signifikan dalam keruntuhan Turki Usmani.
Sejak abad ke-16, bangsa Eropa mulai memonopoli perdagangan global dan mengembangkan kekuatan militer serta teknologi mereka.
Di sisi lain, Turki Usmani masih bergantung pada struktur militer tradisional, sehinga tidak mampu menghadapi modernisasi kekuatan militer Eropa.
Konflik-konflik langsung, seperti Perang Rusia-Turki, semakin menggerogoti wilayah kekaisaran.
Bangsa Eropa juga memanfaatkan situasi internal Ottoman untuk memperluas pengaruh mereka di kawasan tersebut.
Referensi:
- Ash-Shalabi, Ali Muhammad. 2003. Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
- Muhammad Kautsar Thariq Syah dan Putri Lailatus Sa’adah, (2025), “Kemunduran Kesultanan Utsmani dan Pengaruhnya terhadap Dunia Islam Kontemporer”, Dialektika: Journal of Islamic History, Vol. 1(1), 12-26.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas