
JAKARTA, EDA WEB – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi menilai positif niat Pramestuti yang ingin mempelajari praktik pembinaan anak di ala Gubernur Jawa Barat (Jabar) .
“Silakan saja, semuanya baik. Kan semuanya ini untuk anak-anak kita,” katanya saat ditemui di Kantor EDA WEB, Palmerah Selatan, Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa siswa-siswa SMA berada di bawah wewenang provinsi. Sehingga, cara-cara menertibkan murid-murid yang bermasalah harus dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
“Kalau di bawah umur, dia di bawah pembinaan kita. Kalau dia melakukan tidak pidana, ya tindak pidana sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” katanya.
Baca juga:
Pembinaan yang dimaksud, termasuk juga melibatkan orang tua karena anak-anak masih tanggung jawab mereka.
Pihak sekolah, katanya, juga harus menjalankan fungsinya. Misalnya, keberadaan guru BP dan pengawas sekolah.
Selain itu, anak-anak perlu dilibatkan dalam kegiatan sekolah untuk menghindarkan mereka dari perilaku bermasalah.
“(Misalnya) terlibat OSIS, organisasi-organisasi ekstrakulikuler kita masifkan kembali,” tuturnya.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti tengah mempertimbangkan mengirim remaja pelaku kenakalan seperti aksi kreak, pelaku tawuran, atau ugal-ugalan ke barak militer.
Baca juga:
Langkah ini meniru model rehabilitasi sosial yang diterapkan di Jawa Barat. Saat ini, wacana tersebut masih dalam tahap kajian dan studi lapangan.
Agustina bakal mengirim tim ke Jawa Barat untuk mempelajari langsung praktik pembinaan anak di barak militer.
“Saya hanya membacanya dari media dan itu menurut saya bukan hal yang bisa diikuti secara langsung begitu. Saya harus pelajari dulu,” ujarnya di Balai Kota Semarang, Senin (19/5/2025).
Untuk itu, dia berencana mengirimkan tim ke Jabar untuk melihat implementasi dari gagasan yang belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial itu.
“Nanti akan kami kirim teman-teman untuk bisa belajar Jawa Barat apa yang dilakukan,” ucapnya.
Baca juga:
Menurutnya, program tersebut harus berjalan dengan ketentuan-ketentuan dan kondisi yang ada di Pemerintah Kota Semarang.
“Kalau misalnya itu tepat di Kota Semarang yang kita lakukan, apakah SDM-nya memenuhi, anggarannya memenuhi, situasinya memenuhi? Itu yang akan kami lakukan,” tambah dia.
Pemerintah Kota Semarang perlu mempelajari konsep pendekatan tersebut seperti apa, termasuk implementasinya di lapangan.
“Tidak kemudian semata-mata mengatakan bahwa saya akan ikut (kirim ke barak militer). Idenya sih bagus, hanya detailnya bagaimana,” ucap Agustina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas