Hipertensi Ditemukan pada Siswa Saat Cek Kesehatan Gratis, Kenapa Bisa Terjadi?

  
Hipertensi Ditemukan pada Siswa Saat Cek Kesehatan Gratis

EDA WEB – Sebanyak dua siswa SMA memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) ketika diperiksa dalam cek kesehatan gratis di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, Banten, yang turut dipantau oleh Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi pada Senin (4/8/2025).

Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, Yanto membenarkan bahwa ada siswa yang tekanan darahnya tinggi. Ia menuturkan bahwa penyebabnya beragam.

    “Bisa saja dia tegang karena dilihat Kepala PCO (Hasan Nasbi),” tutur Yanto, dilaporkan oleh , Senin (4/8/2025).

    Tekanan darah tinggi dianggap sebagai penyakit orang dewasa. Namun, kenapa remaja bisa memilikinya?

    Tekanan darah tinggi pada remaja

    Bukan hal baru, tapi justru mengkhawatirkan

    Jika dicari tahu lebih jauh, tekanan darah tinggi pada remaja bukanlah hal baru, tapi justru malah mengkhawatirkan.

    Pada tahun 2024, sebuah studi dari American Heart Association menunjukkan, satu dari tujuh anak-anak di Amerika Serikat hidup dengan tekanan darah tinggi, dikutip dari Parade, Selasa (5/8/2025).

    Tidak hanya itu, sekitar 14 persen anak-anak dan remaja di Amerika Serikat tercatat antara mengidap tekanan darah tinggi atau berisiko mengidap tekanan darah tinggi.

    “Hipertensi dapat dimulai sejak masa kanak-kanak, dan ini merupakan faktor risiko penyakit jantung dan strok,” kata peneliti utama studi tersebut, sekaligus ahli epidemiologi di divisi penyakit jantung dan pencegahan strok di Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat, Dr. Ahlia Sekkarie.

    Sekkarie melanjutkan, penting untuk memantau tekanan darah anak muda. Sebab, anak muda dengan faktor risiko penyakit jantung dan strok lebih mungkin untuk memiliki penyakit kardiovaskular saat dewasa.

    “Masa kanak-kanak adalah masa yang tepat untuk mempelajari kebiasaan sehat untuk mengurangi risiko-risiko ini,” ujar Sekkarie, dikutip dari laman American Heart Association.

      Apa penyebab tekanan darah tinggi pada remaja?

      Gaya hidup harus diperhatikan

      Penyebab banyaknya remaja yang mengidap tekanan darah tinggi masih sulit untuk diketahui secara pasti.

      “Meskipun sulit untuk mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan tren ini, kami tahu bahwa faktor-faktor tertentu berperan dalam kemungkinan terjadinya darah tinggi, seperti diet dan olahraga,” kata dokter spesialis anak di Elliston Pediatrics, Cherilyn Davis, MD.

      Obesitas termasuk faktor yang dimaksud. Remaja yang merokok dan minum alkohol juga bisa berisiko tinggi mengidap tekanan darah tinggi.

      Sebagai informasi, tekanan darah diklasifikasikan sebagai “primer” atau tanpa penyebab yang pasti, dan “sekunder” atau terkait dengan penyakit atau perilaku, dilansir dari Stanford Medicine Children’s Health.

      Beberapa faktor yang bisa berkontribusi terhadap hipertensi primer pada orang dewasa dan mungkin pada anak-anak, antara lain kadar kolesterol darah yang tinggi, kelebihan berat badan, gaya hidup yang tidak aktif, dan merokok.

      Sementara itu, penyebab sekunder hipertensi pada anak, di antaranya penyakit tertentu misalnya di ginjal, obesitas, imobilitas (seperti pada penyakit kronis), serta nyeri yang parah (seperti pada kanker atau luka bakar).

        Remaja yang kurang tidur juga berisiko

        Tidur kurang dari 7,7 jam bisa berisiko punya tekanan darah tinggi

        Sebuah studi pada Maret 2025 menemukan, remaja yang mengalami insomnia dan tidur kurang dari 7,7 jam berisiko lima kali lebih besar mengalami hipertensi klinis dibandingkan dengan remaja yang tidur nyenyak.

        Tidak hanya itu, remaja yang tidur kurang dari 7,7 jam tapi tidak mengalami insomnia berisiko hampir tiga kali lebih besar mengalami tekanan darah tinggi dibanding remaja yang tidur nyenyak.

        Adapun studi ini dipresentasikan di Epidemiology, Prevention, Lifestyle & Cardiometabolic Health Scientific Sessions 2025 dari American Heart Association di New Orleans, Amerika Serikat.

        Remaja perlu untuk tidur delapan sampai 10 jam per hari, menurut American Academy of Sleep Medicine. Namun, rata-rata siswa SMA diperkirakan hanya tidur 6,5 jam per malam.

        “Kita tahu bahwa tidur yang terganggu dan tidak cukup berkaitan dengan tekanan darah tinggi pada orang dewasa, terutama pada orang dewasa yang melaporkan insomnia dan tidur secara obyektif kurang dari enam jam,” ucap penulis studi, Julio Fernandez-Mendoza, Ph.D.

        “Tetapi kita belum tahu apakah hubungan ini ada pada remaja,” tambahnya.

        Oleh sebab itu, remaja sebaiknya memiliki pola tidur yang baik karena hal ini akan berdampak ketika mereka dewasa kelak.

        Selain menjalani treatment untuk penyakit yang berkenaan dengan tidur, remaja juga bisa memiliki rutinitas sebelum tidur yang menenangkan, membatasi penggunaan gadget beberapa jam sebelum tidur, dan menghindari makan makanan berat sebelum tidur.

        Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

        Sumber : Kompas