Kenali Andropause, Menopause Pria yang Sering Terabaikan

  
Kenali Andropause

EDA WEB – Tidak hanya wanita, pria juga mengalami perubahan hormonal seiring bertambahnya usia. Salah satu kondisi yang terjadi adalah , yakni penurunan kadar hormon testosteron pada pria yang umumnya dimulai pada usia 40 hingga 50 tahun.

Meski tidak seketika seperti menopause pada wanita, andropause berkembang secara perlahan, namun tetap menimbulkan berbagai gejala fisik dan emosional.

Beberapa gejala andropause antara lain kelelahan kronis, insomnia, perubahan suasana hati, hingga penurunan gairah seksual.

“ bukanlah kondisi yang dialami semua pria seperti halnya menopause pada wanita. Ini hanya terjadi pada sebagian pria dengan kadar testosteron yang turun signifikan,” dikutip dari situs dan telah ditinjau oleh Dr. Sony Prabowo.

Baca juga:

?

istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan kondisi penurunan kadar hormon testosteron pada pria seiring bertambahnya usia. Dalam istilah medis, kondisi ini berkaitan erat dengan hipogonadisme, yaitu saat tubuh tidak memproduksi cukup hormon seks pria, termasuk testosteron.

Kedua kondisi ini berpengaruh terhadap fungsi tubuh pria, seperti penurunan kualitas sperma, gangguan gairah seksual, dan toleransi tubuh terhadap rasa sakit. Istilah andropause kerap disamakan dengan menopause, namun faktanya, keduanya sangat berbeda.

Jika menopause pada wanita terjadi secara alami pada seluruh perempuan, andropause hanya dialami oleh sebagian pria.

Penurunan testosteron pada pria juga tidak terjadi secara drastis seperti estrogen pada wanita saat menopause.

Baca juga:

Penyebab Andropause

Beberapa faktor yang menyebabkan andropause di antaranya adalah:

1. Gaya Hidup dan Faktor Psikologis

Gaya hidup tidak sehat dan gangguan psikologis menjadi pemicu utama penurunan testosteron. Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, kurang tidur, jarang berolahraga, serta pola makan tidak seimbang bisa memicu gejala andropause.

Kondisi psikologis seperti stres karena pekerjaan, masalah finansial, atau relasi sosial juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi, menurunnya libido, serta perubahan suasana hati.

2. Hipogonadisme

Dalam beberapa kasus, hipogonadisme menjadi penyebab utama menurunnya hormon testosteron. Kondisi ini bisa muncul sejak lahir atau berkembang di kemudian hari, terutama pada pria dengan obesitas atau diabetes tipe 2.

Diagnosis dilakukan melalui tes darah untuk mengukur kadar testosteron. Jika terbukti rendah, pasien kemungkinan mengalami hipogonadisme.

Baca juga:

Gejala Andropause pada Pria

Gejala andropause sangat bervariasi, mulai dari masalah fisik, seksual, hingga psikologis. Beberapa di antaranya:

  • Depresi atau perasaan sedih berlarut
  • Menurunnya rasa percaya diri
  • Kehilangan motivasi
  • Gangguan tidur (insomnia)
  • Disfungsi ereksi
  • Penurunan libido
  • Kesuburan menurun (infertilitas)
  • Kepadatan tulang menurun (osteoporosis)
  • Massa otot berkurang
  • Peningkatan lemak tubuh
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Ginekomastia (pembesaran payudara pada pria)
  • Hot flashes, ukuran testis mengecil, dan kerontokan rambut

Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat berdampak serius pada kualitas hidup pria, terutama dalam hubungan pribadi dan performa kerja.

Baca juga:

Cara Mengatasi Andropause

Meskipun andropause merupakan bagian alami dari proses penuaan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengelola gejala:

1. Terapi Testosteron

Terapi testosteron dapat membantu meredakan gejala testosteron rendah, seperti disfungsi ereksi, penurunan libido, dan jumlah sperma yang menurun. Namun, terapi ini tidak disarankan untuk semua pria karena berisiko menimbulkan efek samping serius.

“Terapi testosteron bisa meningkatkan risiko kanker prostat, kanker payudara, hingga pembekuan darah yang dapat memicu serangan jantung dan stroke,” tulis Ciputra Hospital dalam situs resminya.

Selain itu, terapi ini tidak dianjurkan untuk pria yang sedang berada di masa subur atau memiliki kondisi medis tertentu seperti gagal jantung yang tidak terkontrol.

Baca juga:

2. Menjalani Gaya Hidup Sehat

Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat adalah cara terbaik untuk membantu mengelola gejala andropause. Dokter biasanya menyarankan:

  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
  • Berolahraga secara rutin
  • Tidur yang cukup
  • Mengelola stres dengan baik

Langkah ini tidak hanya membantu menstabilkan hormon, tetapi juga menjaga kesehatan secara menyeluruh.

Apabila kadar testosteron dinyatakan sangat rendah, dokter bisa memberikan terapi pengganti hormon berupa gel, kapsul, atau suntikan untuk membantu mengatasi gangguan.

Jika Anda mengalami gejala yang mengarah ke andropause dan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan medis yang tepat dapat membantu menjaga kualitas hidup Anda di usia lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas