
EDA WEB – Proyek Jenelata di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, masih terus dikebut pembangunannya.
Sebagai informasi, kontraktor ialah KSO PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) bersama PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dan CAMC Engineering Co., Ltd dari China.
Berdasarkan rilis pers WIKA pada Minggu (11/5/2025), hingga April 2025 telah mencapai 9,8 persen.
Dalam proses pengerjaannya, proyek tersebut menggunakan lebih dari 50 persen tenaga kerja masyarakat lokal, sehingga diharapkan bisa membuka akses lapangan pekerjaan sekaligus meningkatkan kapabilitas sumber daya masyarakat sekitar.
“Proyek tersebut juga turut meningkatkan keterlibatan UMKM terutama dalam mendukung rantai pasok logistik, konsumsi, hingga transportasi pendukung konstruksi,” ujar Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW) dalam keterangannya.
Sejalan dengan semangat WIKA untuk meningkatkan implementasi prinsip Environmental, Social, Governance (ESG), konstruksi Bendungan Jenelata juga menggunakan panel surya dan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi dan mendukung proses bisnis berkelanjutan.
“WIKA tidak sekadar hadir sebagai kontraktor, tetapi juga sebagai pionir dalam penerapan ESG di sektor konstruksi. Melalui proyek Bendungan Jenelata, kami meyakini bahwa infrastruktur yang dibangun dengan kesadaran lingkungan, peningkatan ekonomi dan kemanfaatan sosial akan menjadi investasi jangka panjang bagi bangsa Indonesia,” tukas Agung BW.
Fungsi Bendungan Jenelata
Bendungan Jenelata dirancang untuk memiliki kapasitas tampung mencapai 223,6 juta meter kubik.
Salah satu fungsi utamanya adalah mengendalikan banjir tahunan dari Sungai Jenelata yang selama ini kerap meluap di wilayah Gowa dan Makassar.
Melalui ini, debit banjir akan dapat ditekan dari 1.037 meter kubik per detik menjadi 686 meter kubik per detik, dengan daya kendali jangka panjang hingga 50 tahun.
Tak hanya itu, kehadiran bendungan ini juga akan meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.
Bendungan Jenelata akan menjadi salah satu sumber irigasi untuk lebih dari 25.000 hektar lahan pertanian di wilayah Bili-Bili, Bissua, dan Kampili.
Didukung dengan pola tanam Padi-Padi-Palawija, indeks pertanaman di wilayah tersebut diproyeksikan akan dapat meningkat hingga 300 persen.
Total air baku sebesar 6,05 meter kubik per detik juga akan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Maros, dan Takalar, termasuk pasokan air untuk industri seperti pabrik gula di Takalar.
Dari sisi energi, Bendungan Jenelata memiliki potensi pembangkit listrik tenaga air mencapai 7 megawatt.
Kawasan sekitar bendungan juga dirancang untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata air dan kuliner yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkuat sektor pariwisata berbasis komunitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas