
, EDA WEB – Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Timur, telah menugaskan psikolog untuk mendampingi M (7), anak yang diduga disiksa dan ditelantarkan oleh ayahnya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
“Sudah ada psikolog yang mendampingi. Tapi saat ini pasien belum bisa diajak bicara, hanya beberapa kata saja yang keluar dari mulutnya,” kata Kepala Bagian (Kabag) Humas RS Polri Kramat Jati AKBP Firdaus, dilansir dari Antara, Jumat (27/6/2025).
Firdaus mengatakan, kondisi M saat ini terus membaik setelah menjalani operasi tulang yang dilakukan oleh dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi (Sp.OT) serta Spesialis Anak (Sp.A) pada Sabtu (14/6/2025) lalu.
Baca juga:
“Alhamdulillah kami memantau kondisi pasien sudah lebih baik kalau dibandingkan saat baru masuk RS Polri,” ujar Firdaus.
Meski begitu, M masih harus menjalani perawatan lanjutan sehingga belum boleh diperbolehkan pulang.
“Pasien masih harus menjalani perawatan. Terpenting saat ini kami fokus pada pemulihan kesehatannya terlebih dahulu,” ucap Firdaus.
Baca juga:
Sebelumnya, RS Polri Kramat Jati menerjunkan enam dokter untuk menangani M (7), bocah yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh ayah kandungnya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
M dirujuk dari RSUD Kebayoran Lama dan tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Polri pada Kamis (12/6/2025) malam.
Saat ini, ia menjalani perawatan intensif di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU).
Baca juga:
Wakil Kepala Rumah Sakit (Wakarumkit) RS Polri Kramat Jati Kombes Erwinn Zainul menyampaikan, pihak rumah sakit telah membentuk tim medis khusus untuk memberikan penanganan maksimal terhadap korban.
“Upaya maksimal yang kami bisa berikan adalah sekarang dari perawatan intensif di PICU, dan kami dari Rumah Sakit Polri atas arahan pimpinan telah menyiapkan enam dokter secara berkolaborasi, untuk perawatan ini bisa maksimal,” ujar Erwinn saat dikonfirmasi, Jumat (13/6/2025).
Dari hasil pemeriksaan awal, tim dokter menemukan sejumlah kondisi medis serius yang dialami korban, di antaranya patah tulang pada lengan kanan, dugaan infeksi tulang, gizi buruk, anemia berat hingga bekas luka bakar di area wajah.
Baca juga:
Menurut Erwinn, fokus utama saat ini adalah menstabilkan kondisi umum kesehatan pasien.
“Tindakan operasi untuk memperbaiki patah tulang lengan kanan akan dilakukan apabila kondisi pasien sudah cukup stabil,” ungkapnya.
Selain itu, penanganan terhadap luka-luka dan kondisi medis lainnya akan dilakukan secara bertahap, sesuai kebutuhan.
Baca juga:
“Pihak rumah sakit masih terus memantau perkembangan kondisi pasien dan akan memberikan update selanjutnya sesuai prosedur,” jelas Erwinn.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas