SPBU Kembangan Bikin Motor Mogok Massal, Operasional Dihentikan Sementara

  
Polisi Selidiki SPBU Kembangan Usai Tangki Pertalite Tercampur Solar

JAKARTA, EDA WEB – Sejumlah pengendara motor mengalami mogok massal usai mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di SPBU 34.116.12 Jalan Meruya Ilir, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat pada Senin (4/8/2025).

Setelah diperiksa, ternyata bahan bakar yang masuk ke tangki motor adalah Bio Solar, bukan Pertalite.

“Kejadiannya jam 10.30 WIB. Saya isi Pertalite Rp 25.000, belum 10 meter motor brebet. Setelah dicek di bengkel, ternyata isinya Solar,” ujar pengendara motor, Anto dikutip dari YouTube EDA WEB Reporter On Location, Senin.

Motor mogok

Dia mengatakan, motornya mulai brebet tak lama setelah ia meninggalkan SPBU. Ia pun langsung kembali ke SPBU dan menyampaikan keluhan.

Baca juga:

Pihak SPBU menguras tangki motornya dan mengisi ulang bahan bakar.

“Sekarang sudah selesai, tapi kalau motor mogok lagi dalam tujuh hari, SPBU masih tanggung jawab. Lewat seminggu, sudah bukan tanggung jawab mereka,” jelasnya.

Korban lain, Pisondiwan, seorang pengemudi ojek online, juga mengalami hal serupa sekitar pukul 11.00 WIB. Motornya langsung mogok setelah jalan sepanjang 100 meter.

“Kita isi Pertalite, tapi ternyata yang masuk Solar. Baru jalan 100 meter, motor langsung mati. Knalpot ngebul dan sama sekali tidak bisa nyala,” ujarnya.

Baca juga:

Menurut Pisondiwan, pihak SPBU juga mengganti rugi kerusakan motor serta memberikan kompensasi harian sesuai pendapatan yang biasa ia terima.

“Alhamdulillah SPBU bertanggung jawab. Motor sudah nyala lagi, dan saya juga dapat kompensasi harian,” katanya.

Kesalahan teknis

Manajer SPBU 34.116.12, Ramses Sitorus, membenarkan adanya kesalahan teknis dalam proses pembongkaran BBM dari mobil tangki.

“Pukul 11.49 WIB, pengawas menelepon saya dan melaporkan ada kesalahan. Mobil tangki berisi Bio Solar, tapi selangnya salah dipasang ke tangki Pertalite, sehingga tercampur,” ujar Ramses.

Baca juga:

Ia menyebutkan, sekitar 8.000 kiloliter Bio Solar telanjur masuk ke dalam tangki Pertalite.

Menyusul kejadian itu, SPBU langsung menghentikan penjualan Pertalite untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada kendaraan konsumen.

“Kami sudah laporkan ke Pertamina dan lakukan proses vakum pada tangki. Konsumen yang terdampak sudah diberikan kompensasi, termasuk biaya bengkel,” katanya.

Ramses menambahkan, pihaknya masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang merasa dirugikan untuk mengajukan klaim.

“Ini bukan kesengajaan, ini murni musibah. Kami tetap siap bertanggung jawab,” ucapnya.

Operasional dihentikan

Berdasarkan pemantauan EDA WEB dari lokasi, tidak ada aktivitas pengisian BBM di SPBU Kembangan pada Selasa (5/8/2025) pukul 12.35 WIB.

Beberapa pegawai tampak duduk santai di dekat pintu masuk area SPBU, memanfaatkan waktu luang untuk berbincang satu sama lain.

Pintu masuk dan keluar area SPBU diblokade dengan rantai yang direntangkan melintang, sebagai tanda bahwa lokasi pengisian bahan bakar untuk sementara ditutup.

Baca juga:

Sementara itu, area pengisian khusus sepeda motor, yang biasanya melayani konsumen Pertalite dan Pertamax, dibatasi dengan garis polisi.

Garis polisi itu melingkar di antara dua dispenser BBM, menandakan bahwa lokasi tersebut sedang dalam proses penyelidikan atau penanganan teknis.

Beberapa pengendara yang hendak mengisi BBM tampak berhenti sejenak untuk memastikan bahwa SPBU memang tidak beroperasi.

Setelah itu mereka kembali melanjutkan perjalanan untuk mencari SPBU lain atau membeli bensin eceran.

Pertamina berikan sanksi

PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat memberikan sanksi kepada SPBU 34.116.12 Kembangan, menyusul insiden tercampurnya Pertalite dengan Bio Solar yang menyebabkan sejumlah motor konsumen mogok.

Area Manager Communications, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Susanto August Satria menyatakan, operasional SPBU tersebut dihentikan sementara selama satu bulan.

“Sanksi tegas yang diberikan yaitu penghentian kegiatan operasional SPBU tersebut sambil melakukan investigasi. Sanksi tersebut berlaku maksimal selama satu bulan,” ujar Susanto, dalam keterangan yang diterima EDA WEB, Selasa.

Baca juga:

Pertamina juga menegaskan komitmennya dalam melakukan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan atas sistem distribusi dan pengawasan BBM di seluruh SPBU.

“Kami mengimbau kepada seluruh mitra SPBU untuk selalu menjalankan prosedur operasional secara disiplin dan memastikan keselamatan serta kualitas produk sampai ke tangan konsumen. Kami memohon maaf atas kejadian tersebut dan akan terus memperkuat sistem pengawasan dan kontrol mutu BBM,” ujarnya.

Pertamina juga mengapresiasi masyarakat yang telah proaktif melaporkan kejadian ini dan mengajak publik untuk terus memberikan masukan.

Untuk pengaduan dan informasi lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi Pertamina Call Center 135 atau melalui email ke .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas