Sejarah Benteng Tolukko, Benteng yang Dibangun Portugis di Maluku

  
Sejarah Benteng Tolukko

EDA WEB – Benteng Tolukko, yang juga dikenal sebagai Benteng Tolokko, terletak di Kelurahan Dufa-Dufa, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.

Di masa kolonial, benteng ini juga dikenal dengan nama lain seperti Benteng Holandia dan Benteng Santa Lucas.

Dengan posisi strategis di ketinggian yang menghadap langsung ke laut, Benteng Tolukko berfungsi sebagai benteng pertahanan dan menara pengawas pelayaran.

Salah satu ini juga menjadi saksi bisu dari beberapa pergolakan kekuasaan di Kepulauan Maluku.

Bagaimana ?

Portugis pada tahun 1540 atas prakarsa Francisco Serrao. Awalnya, benteng ini diberi nama dan dibangun di atas batu karang yang menjulang, dengan pemandangan langsung ke arah pantai.

Lokasinya yang strategis membuat benteng ini menjadi pusat pertahanan penting bagi Portugis selama masa kolonial.

Setelah Portugis diusir dari Ternate pada tahun 1575, benteng ini jatuh ke tangan Spanyol. Namun, kekuasaan Spanyol di Maluku tidak bertahan lama.

Dengan bantuan armada Belanda dan Kesultanan Ternate, Spanyol akhirnya dipukul mundur.

Pada tahun 1612, Pieter Both, Gubernur Jenderal VOC pertama, memperbaiki bangunan benteng ini dan mengganti namanya menjadi Benteng Hollandia.

Benteng ini juga menjadi saksi dari Tidore pada tahun 1799. Pasukan Sultan Nuku berhasil merebut hampir seluruh benteng Belanda di Ternate, kecuali yang tetap dikuasai oleh Belanda.

Setelah peristiwa tersebut, aktivitas di benteng ini perlahan meredup seiring dengan berkurangnya pelayaran di pesisir Timur Ternate.

Benteng Tolukko kemudian ditinggalkan karena hancur. Pada abad ke-20, Benteng Tolukko mengalami pemugaran oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1996.

Arsitektur Benteng Tolukko mencerminkan gaya Baroque yang berkembang pada abad ke-16 hingga ke-18. Hal ini terlihat dari desainnya yang melibatkan elemen lengkung pada sudut-sudut bangunan.

Bagian-bagian utama Benteng Tolukko meliputi gerbang, bastion, dinding keliling, pelataran benteng, ruangan, dan sebuah prasasti.

Gerbang utama benteng berbentuk segi empat dan menghadap ke barat, diapit oleh dua bastion di kedua sisinya.

Tidak ada daun pintu pada bagian gerbang utama. Tidak ditemukan pula ornamen atau simbol tertentu di gerbang yang dapat mengindikasikan pengaruh bangsa-bangsa yang pernah menguasai benteng ini.

Salah satu ciri khas Benteng Tolukko adalah 3 bastion yang berfungsi sebagai menara pengawas.

Dua bastion terletak di sisi barat dekat pintu masuk, berbentuk lingkaran, sementara satu bastion utama di sisi timur menghadap laut dan berbentuk setengah lingkaran.

Bastion ini dilengkapi embrasure untuk tempat senjata, yang masing-masing berjumlah dua di sisi barat dan lima di bastion utama.

Benteng Tolukko dibangun dari batu andesit dan karang, serta direkatkan dengan semen kapur, mencerminkan teknologi konstruksi khas kolonial.

Di bagian benteng, terdapat ruang bawah tanah yang sampai saat ini belum diketahui fungsinya.

Refrensi:

  • Komang Ayu Suwindiatrini (penyusun), dkk. Tanpa Tahun. Arsitektur Benteng Kolonial di Pulau Ternate. Ternate: Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara.
  • Malessy Edward, dkk (penyusun). Tanpa Tahun. Sekilas Jejak Peninggalan Sejarah Purbakala di Kepulauan Maluku. Ternate: Balai Pelestarian Cagar Budaya Ternate.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas