
EDA WEB – Baru-baru ini, nama aktris tengah ramai dibicarakan pengguna X karena penampilannya dalam sebuah pentas.
Pentas yang dimaksud berjudul “Sepinya Sepi”, sebuah monolog tentang seorang pejuang perempuan Indonesia bernama yang menyamar sebagai laki-laki.
“Nangisin monolog Laura Basuki sampe sakit kepala. Dia peranin pahlawan perempuan Indonesia yang rela menyamar jadi laki-laki demi bisa ikut perang,” tulis akun @bib****ita, di media sosial X, Jumat (30/5/2025).
“Tapi katanya, ‘Sejarah tidak ingin membawa saya’ karena dia perempuan Tionghoa. Namanya The Sin Nio, atau Moechamad Moechsin,” lanjutnya.
Baca juga:
Selain itu, pemilik unggahan juga membagikan informasi bahwa monolog “Sepinya Sepi” yang dibintangi Laura Basuki dapat disaksikan di situs Indonesiana TV secara gratis.
Cuitan tersebut mendapat beragam reaksi dari pengguna X lainnya.
Dari pembahasan para warganet, banyak yang penasaran dengan kisah yang dibawakan Laura Basuki tersebut. Ada pula yang menyuarakan kekaguman.
“Wow, Mulan IRL (in real life/di kehidupan nyata) ada ternyata,” komentar akun @ahy****aja.
“Nonton ini di Indonesiana gila merinding. Semua drama monolog-monolog yang ada di Indonesiana wajib ditonton pokoknya,” ujar akun @st****ade.
“Seperti Sri Kandi, tak bisa perang karena perempuan. Tapi disulap untuk jadi salah satu kunci kemenangan,” sambung @3Ca****sjd.
Lantas, siapa sosok The Sin Nio dan bagaimana kisahnya?
Siapa The Sin Nio yang disebut sebagai “Mulan Indonesia”?
Dilansir dari , Sabtu (18/8/2023), The Sin Nio (baca: Teh Sin Yo) adalah yang dijuluki sebagai “Mulan Indonesia”.
The Sin Nio sendiri berasal dari Wonosobo, Jawa Tengah. Ia adalah perempuan peranakan Tionghoa.
Demi ikut bergerilya melawan tentara Belanda, The Sin Nio mengubah namanya menjadi Mochammad Moeksin.
Kisah tentang The Sin Nio tertuang dalam artikel pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa, Azmi Abubakar.
Menurut penuturan cucunya yang bernama Rosalia Sulistiawati, awalnya The Sin Nio turut andil di dapur selama masa perjuangan kemerdekaan.
“Oma ini awalnya ikut membantu bagian logistik, membantu menyediakan makan untuk prajurit-prajurit. Jadi coba berbaur dengan orang-orang pribumi untuk membantu perbekalannya,” ungkap Rosalia.
Baca juga:
Pada saat itu, ia menjadi satu-satunya tentara perempuan yang tergabung tergabung dalam pasukan Kompi 1 Batalion 4 Resimen 18.
Ketika ikut bergerilya, The Sin Nio hanya bermodal golok, tombak, atau bambu runcing. Usai merampas dari pasukan Belanda, barulah ia memiliki senjata api jenis Lee-Enfield (LE).
Selain bertempur di medan perang, The Sin Nio juga ditempatkan sebagai petugas medis untuk merawat tentara yang terluka.
Baik sebagai tentara atau petugas medis, Sin Nio disebut berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik.
Bagaimana nasibnya setelah kemerdekaan?
Pada 1976, The Sin Nio memperoleh pengakuan sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia melalui SK dari Mahkamah Militer Yogyakarta.
Akan tetapi, Sin Nio tidak mendapatkan hak pensiun yang layak. Selain uang pensiun, ia juga dijanjikan tunjangan perumahan.
Sejak tahun 1974, Sin Nio pergi ke Jakarta untuk memperoleh status perang sekaligus uang tunjangan.
Selama bertahun-tahun berjibaku dengan birokrasi di Jakarta, ia hidup terlunta-lunta dan sempat menggelandang karena kehabisan perbekalan.
Ia baru mendapatkan uang pensiun sebesar Rp 28.000 setiap bulan yang baru cair beberapa tahun kemudian.
Baca juga:
Ketika berada di ibu kota, Sin Nio tinggal di gubuk liar karena sebagian uang pensiunan dikirim untuk keluarga.
Hingga akhir hayatnya pada 1985, Sin Nio tidak pernah mendapatkan rumah yang dijanjikan.
Pihak keluarga meyakini, The Sin Nio kesulitan mendapat pengakuan sebagai pejuang kemerdekaan. Kendala yang dihadapinya adalah karena status sebagai peranakan Tionghoa.
Komnas Perempuan sempat mengeluarkan wacana agar The Sin Nio menjadi .
Sementara pihak keuarga menyatakan “nenek sangat mencintai negara ini” sehingga status pahlawan atau pejuang kemerdekaan “sudah tidak penting lagi”.
(Sumber: EDA WEB/Rachmawati | Editor: Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas