Media Asing Soroti Demo Ojol 20 Mei Kemarin, Apa Kata Mereka?

  

EDA WEB – Sejumlah media asing turut melaporkan aksi demonstrasi para pengemudi ojek online (ojol) di Indonesia terkait beberapa kebijakan yang dinilai merugikan driver, pada Selasa (20/5/2025)

Aksi demo besar-besaran ini digelar di berbagai wilayah, termasuk pulau Jawa dan Kalimantan.

Dalam aksi demo tersebut, ribuan driver mematikan aplikasi secara massal atau off bit sebagai bentuk protes.

Pihak driver menuntut beberapa hal kepada stakeholder seperti menurunkan biaya potongan aplikasi hingga 10 persen, menaikkan tarif pengantaran penumpang, serta beberapa tuntutan lainnya.

Lantas, apa kata media asing?

Baca juga:

Sorotan media asing terhadap 20 Mei 2025

Berikut adalah sorotan beberapa media asing terhadap aksi kemarin:

Baca juga:

Reuters: demo dilatarbelakangi upah rendah dan rencana merger 2 aplikasi

Reuters menyoroti penyebab demo pengemudi ojol di Indonesia lewat tulisan berjudul “Ride-hailing Drivers in Indonesia Hold Protests to Demand Better Pay”, Rabu (21/5/2025).

Kantor berita yang berpusat di Kanada itu menyebutkan bahwa demo ojol di Indonesia dilatarbelakangi oleh upah yang rendah dan penolakan terhadap rencana penggabungan GoTo dan Grab.

Media tersebut menyinggung bahwa ojek online adalah layanan pengantaran yang penting bagi negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan Grab telah mendominasi pasar Indonesia selama bertahun-tahun.

Diberitakan, pihak GoTo menyatakan bahwa mereka terbuka terhadap masukan dari pengemudi, tetapi mengurangi tarif potongan aplikasi tidak dianggap sebagai solusi.

Baca juga:

Mereka juga mengatakan belum membuat keputusan apapun terkait rencana penggabungan GoTo dan Grab.

Sementara itu, kepala urusan publik Grab, Tirza Munusamy mengungkapkan bahwa pihaknya juga menghormati tim pengemudi untuk menyampaikan pendapat.

Lalu terkait rencana merger, dia mengatakan, “asumsi itu tidak berdasarkan informasi yang diverifikasi.”

Baca juga:

Reuters juga melakukan wawancara dengan ketua asosiasi pengemudi sepeda motor daring, Raden Igun Wicaksono.

Wicaksono mengatakan pada Reuters bahwa mereka meminta pemerintah untuk memastikan bahwa para pengemudi menerima 90 persen dari ongkos tiap perjalanan.

Wicaksono menambahkan, perusahaan seharusnya tidak mengambil lebih dari 20 persen dari tarif, tetapi terkadang mereka melakukannya.

“Tidak ada sanksi dalam regulasi dan pemerintah selalu bersikap lunak terhadap perusahaan,” ujarnya.

Baca juga:

CNA: soroti keluh kesah pengemudi ojol

Sementara itu, media yang berkantor pusat di Singapura, Channel News Asia (CNA), juga memberitakan demo ojol di dekat kantor presiden, Jakarta yang dilakukan pada sore hari.

Melalui tulisan Ride-hailing Drivers in Indonesia Hold Protests to Demand Better Pay” yang diterbitkan pada Selasa (20/5/2025), media tersebut menceritakan suasana demo pada saat itu.

Diberitakan, para pengemudi menyampaikan pidato berapi-api melalui pengeras suara, melambaikan bendera, dan mengangkat poster berisi kritikan terhadap kebijakan perusahaan yang dinilai tidak adil dan eksploitatif.

Baca juga:

Para pengemudi mengatakan bahwa mereka umumnya menghasilkan antara Rp 100.000 hingga Rp 150.000 dari 10 hingga 12 jam kerja dalam sehari.

CNA juga mengunggah keluh kesah beberapa pengemudi ojol yang turut serta dalam aksi protes.

Seorang pengemudi Gojek, Dewi Anggraini (53) mengatakan bahwa demo sebelumnya hanya ditanggapi dengan janji-janji kosong dan mengungkapkan harapannya terhadap aksi pada Selasa kemarin.

Baca juga:

“Semoga hari ini berbeda sehingga kita bisa lebih sejahtera,” kata dia.

Sementara itu, pengemudi lain, Muhammad Abdul Cepi (41) mengungkapkan bahwa para pengemudi awalnya sejahtera pada tahun 2017. Kini, pengemudi akan tetap berunjuk rasa bila tuntutan mereka tidak dipenuhi.

“Ini bukan pertama atau kedua kalinya kami berunjuk rasa. Kami sudah sering melakukan ini dan tidak pernah ada hasilnya,” tutur dia.

Baca juga:

The Straits Times: soroti kekhawatiran serikat pekerja

Sementara itu, media yang juga berkantor pusat di Singapura ini menyoroti demo ojol dalam tulisan berjudul “Grab, Gojek Targeted by Indonesia Drivers’ Protest Over Pay” yang diterbitkan pada Selasa (20/5/2025).

Diberitakan, kelompok pekerja Garda Indonesia mengatakan bahwa lebih dari 25.000 pengemudi ojol bergabung dalam protes 20 Mei dan menghentikan layanan transportasi selama 24 jam.

Aksi proses digelar di berbagai lokasi di ibu kota Jakarta dan para pengemudi berasal dari berbagai kota di Jawa dan Sumatra.

Baca juga:

Kemudian, dituliskan juga bahwa pihak kepolisian telah mengerahkan lebih dari 2500 personel untuk mengamankan lokasi protes di Jakarta.

Media ini juga menyinggung kekhawatiran serikat pekerja atas rencana penggabungan Grab dan GoTo. Sebab, wacana tersebut dinilai dapat menekan pendapatan pengemudi nantinya.

Dituliskan bahwa aksi protes melibatkan pengemudi dari berbagai platform, termasuk GoTo, Grab, Maxim, inDrive, Lalamove, dan Shopee milik Sea.

Sementara itu, dituliskan menurut media lokal, terdapat koalisi pengemudi yang mengatakan tidak bergabung dengan protes dengan alasan aksi tersebut bermotif politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas